Warga Desa Jatilaba, Kabupaten Tegal baru-baru ini dihebohkan oleh penemuan sebuah batu yang diduga meteor. Batu tersebut ditemukan saat fenomena bola api misterius melintas di langit Cirebon, menciptakan rasa penasaran di kalangan penduduk.
Batu dengan ciri hitam pekat seperti bijih besi ini memiliki permukaan yang tidak rata dan diperkirakan beratnya sekitar 3 kilogram. Penemuan ini memicu berbagai spekulasi di kalangan masyarakat setempat tentang asal-usul dan nilai dari batu tersebut.
Wasroni, seorang warga berusia 50 tahun, mengungkapkan bahwa batu yang diduga meteor itu ditemukan pada malam Minggu (5/10). Ia mendengar dentuman keras yang mirip suara petir, yang juga membuat kaca jendela bergetar, sehingga banyak warga keluar rumah untuk menyaksikan fenomena tersebut.
Suara dentuman itu terdengar sampai lima kali, dan sumbernya berasal dari arah utara. Hal ini membuat Wasroni dan warga lainnya merasa curiga dan penasaran akan apa yang terjadi di langit malam itu.
Proses Penemuan yang Menyita Perhatian Warga Setempat
Ketika Wangsoni mencari tahu lebih lanjut, sebuah benda keras jatuh di tanah kosong di samping rumahnya. Penemuan batu misterius ini pertama kali dilihat oleh anak tetangganya yang bernama Ibnu, yang berteriak saat menyaksikan objek berwarna hitam menyala jatuh dari langit.
Ibnu menggambarkan benda itu seolah-olah berasal dari api yang jatuh ke tanah. Pemandangan ini menarik minat warga lainnya, dan mereka segera berkumpul di sekitar lokasi penemuan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Setelah berhasil menemukan lokasi jatuhnya benda tersebut, Wasroni dan para warga menemukan sebuah lubang di tanah. Di situlah, mereka menemukan batu hitam yang diduga meteor ini, yang masih terasa hangat saat disentuh.
Merasa penasaran, ia dan beberapa warga lainnya mengecek lebih dekat pada batu tersebut. Kondisi tanah di sekitar lokasi tampak berbeda, dan ini membuat mereka makin yakin bahwa benda ini berasal dari luar angkasa.
Kepala Desa dan Komunikasi dengan Pihak Berwenang
Kepala Desa Jatilaba, Jumadi, mengonfirmasi penemuan ini dan menyatakan bahwa fenomena tersebut layak untuk diteliti lebih lanjut. Namun, sampai saat ini belum ada pihak dari lembaga resmi seperti LAPAN atau BMKG yang datang untuk memeriksa batu yang diduga meteor itu.
Jumadi berharap agar instansi terkait dapat segera menilai keaslian dan karakteristik batu ini. Ia juga mencatat bahwa masyarakat sangat antusias dengan penemuan ini dan ingin tahu lebih banyak mengenai asal usul batu tersebut.
Sementara itu, Wasroni mempertimbangkan untuk menjual batu itu jika ada kolektor atau lembaga penelitian yang berminat. Hal ini menunjukkan ketertarikan dari warga untuk mengetahui nilai material yang mungkin terkandung di dalam batu tersebut.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa batu tersebut saat ini masih disimpan dengan baik di rumahnya, dan ia merasa senang bisa menjadi bagian dari penemuan langka ini.
Spekulasi dan Minat yang Berkembang di Kalangan Publik
Pertanyaan mengenai keaslian batu ini telah menciptakan berbagai spekulasi di media sosial dan di kalangan publik. Banyak orang yang berpendapat bahwa batu ini bisa menjadi objek yang berharga jika terbukti sebagai meteor.
Komunitas ilmiah juga mulai menunjukkan ketertarikan, meskipun hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang. Penemuan ini dapat memicu minat lebih lanjut tentang benda langit dan astrobiologi, serta bagaimana batu meteor dapat memiliki komposisi yang unik.
Ketidaktahuan ini justru memperkaya narasi masyarakat mengenai fenomena langit. Dengan beredarnya berita ini, banyak pihak yang menginginkan penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang sebenarnya terjadi malam itu.
Wasroni merasa bangga dan beruntung dapat menemukan batu ini dan berharap penemuan ini dapat berbagi pengetahuan kepada banyak orang mengenai fenomena luar angkasa.