Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) membawa suasana yang sangat meriah di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Selama periode 12 hari Posko Angkutan Nataru, terlihat jelas adanya peningkatan jumlah penumpang yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Menurut Gede Eka Sandi Asmadi, Kepala Divisi Komunikasi dan Hukum Bandara I Gusti Ngurah Rai, jumlah penumpang yang bergerak masuk dan keluar Bali pada periode 15 hingga 26 Desember mencatatkan kenaikan sekitar dua persen. Peningkatan ini menunjukkan ketertarikan wisatawan, baik domestik maupun internasional, untuk menghabiskan waktu liburan di Bali.
Selama 12 hari tersebut, bandara telah melayani lebih dari 811.000 penumpang, dengan rata-rata pergerakan sekitar 67.600 penumpang setiap harinya. Angka ini melampaui rata-rata harian pada bulan-bulan sebelumnya yang tercatat sekitar 66.200 penumpang.
Peningkatan Jumlah Pergerakan Pesawat di Bali Selama Nataru
Selama periode Posko Angkutan Nataru, tak hanya jumlah penumpang yang meningkat, tetapi juga pergerakan pesawat. Dalam 12 hari tersebut, Bandara I Gusti Ngurah Rai mencatat sebanyak 5.128 pergerakan pesawat, atau rata-rata 427 pergerakan setiap hari.
Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan rata-rata harian sepanjang tahun 2025, yang tercatat hanya sekitar 390 pergerakan pesawat. Hal ini menandakan antusiasme yang tinggi dari masyarakat untuk bepergian selama liburan.
Memasuki hari-hari menjelang Natal, dinamika penumpang juga mengalami fluktuasi yang menarik. Pada 24 Desember, jumlah penumpang harian melonjak hingga mencapai 70.746 orang, terdiri dari 30.543 penumpang domestik dan 40.203 penumpang internasional, menandakan minat wisata yang kuat.
Trafik Penumpang dan Pertumbuhan Pariwisata di Bali
Meskipun mengalami sedikit penurunan pada hari Natal, jumlah penumpang kembali meningkat pesat setelahnya. Misalnya pada 26 Desember, jumlah penumpang mencapai 72.259 orang, melonjak 106,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Data ini juga mengonfirmasi bahwa Bali tetap menjadi pilihan utama banyak orang untuk berlibur, terutama saat musim Nataru. Bahkan, dalam satu hari, total penerbangan mencapai 448 pergerakan, melampaui angkanya pada tahun sebelumnya.
Dalam konteks ini, Gede Eka menegaskan bahwa mayoritas penumpang yang tiba di Bali lebih banyak dibandingkan yang berangkat. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa Bali masih menjadi magnet bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Wawasan Dinas Pariwisata Mengenai Kunjungan Wisatawan ke Bali
Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Wayan Sumarajaya, mengungkapkan bahwa isu terkait persaingan kunjungan wisatawan di Bali dengan daerah lain merupakan hal yang tidak baru. Ia berpendapat bahwa karakter pariwisata Bali memang berbeda dengan destinasi lain, dan Bali lebih fokus pada pengembangan pariwisata berbasis budaya.
Budaya merupakan daya tarik utama yang membuat Bali unik, dan kualitas pariwisata menjadi prioritas yang harus dijaga. Berdasarkan data terbaru, total kunjungan wisatawan ke Bali hingga pertengahan Desember 2025 mencapai lebih dari 16 juta orang, terdiri dari berbagai kalangan wisatawan.
Sepanjang bulan Desember sendiri, diperkirakan jumlah kunjungan akan terus meningkat. Pencatatan menunjukkan bahwa pada 23 Desember, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara telah mencapai 6,8 juta, dibandingkan dengan 6,3 juta pada tahun lalu.
Menjaga Kualitas dan Kenyamanan dalam Pariwisata Bali
Meskipun angka kunjungan wisatawan menunjukkan tren positif, Dinas Pariwisata Bali mengingatkan akan pentingnya fokus pada kualitas layanan. Kualitas pengalaman bagi wisatawan dan manfaat pariwisata bagi masyarakat lokal menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan industri pariwisata di Bali.
Hal ini mencerminkan kesadaran yang tinggi untuk memastikan bahwa pariwisata tidak hanya menguntungkan para pelaku industri, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat setempat. Masyarakat Bali diharapkan mampu menikmati manfaat dari geliat pariwisata yang berkembang.
Dengan pendekatan yang berfokus pada pelestarian budaya dan kualitas layanan yang memadai, diharapkan pariwisata Bali akan tetap berkelanjutan. Bali tentunya memiliki potensinya sendiri untuk menarik lebih banyak wisatawan di tahun-tahun mendatang, tanpa melupakan nilai-nilai budaya yang melekat.
















