Perjalanan hidup seseorang sering kali ditentukan oleh sosok-sosok penting yang hadir di sepanjang jalannya. Baik itu guru formal, non-formal, maupun spiritual, setiap individu memberikan pengaruh yang mendalam. Hal ini juga berlaku bagi Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, yang mengalami transformasi besar berkat pengaruh seorang guru spiritual.
Sosok guru ini adalah Rama Diyat, yang sebelumnya dikenal sebagai Raden Panji Soediyat Prawirokoesoemo. Sebagai seorang kapten tentara dalam Perang Kemerdekaan, beliau kemudian berhenti dari dinas militer untuk mengabdikan diri sebagai pengajar ilmu kebatinan. Pengajaran dan nasihatnya ternyata berperan penting dalam perubahan arah hidup Soeharto.
Pada pertengahan tahun 1965, Soeharto mendapati dirinya dalam kondisi yang sulit. Karier militernya terlihat stagnan, bahkan ia merasa kehilangan kepercayaan diri di hadapan rekan-rekannya. Kenaikan pangkat yang lamban dan kenyataan bahwa dirinya berada di bawah komando junior membuatnya tertekan, hingga niat untuk mundur dari dinas militer pun muncul.
Pentingnya Nasihat dalam Perjalanan Karier Soeharto
Nasihat dari Rama Diyat menjadi salah satu momen penentu dalam perjalanan karier Soeharto. Ketika niatnya untuk mengundurkan diri terungkap kepada Soedjono Hoemardani, tangan kanannya, Soedjono langsung mendesak Soeharto untuk membatalkan keputusan tersebut. Soedjono teringat akan pesan Rama Diyat yang menyatakan bahwa Soeharto memiliki masa depan yang cerah.
“Rama Diyat pernah berkata kepada Soedjono untuk menjaga Soeharto karena telah diramalkan bahwa suatu hari dia akan menjadi orang besar,” ungkap salah satu pengamat politik. Pesan ini membuat Soeharto menyadari betapa pentingnya untuk tidak menyerah di tengah kesulitan.
Peristiwa G30S yang terjadi tak lama setelahnya menjadi titik balik dalam karier Soeharto. Banyak perwira tinggi yang gugur dalam peristiwa tersebut, dan Soeharto dengan cepat mengambil alih situasi yang krusial itu. Melalui keputusannya yang berani, ia akhirnya berhasil mencapai puncak jabatan sebagai Presiden RI ke-2.
Peran Guru Spiritual dalam Kepemimpinan dan Kehidupan Sehari-hari
Sewaktu menjadi presiden, Soeharto menjadikan Rama Diyat sebagai guru spiritual dan memberinya pangkat kehormatan sebagai Brigjen Kehormatan. Kehadiran Rama Diyat dalam kehidupan Soeharto bukan hanya sebagai penasihat spiritual, tetapi juga sering kali memimpin ritual di tempat-tempat suci seperti Jambe Pitu di Gunung Selok.
Meski pengaruhnya besar, rekam jejak resmi mengenai nasihat-nasihat Rama Diyat tidak banyak tercatat. Namun, pengakuan saksama dari beberapa sumber menyebutkan pentingnya nasihat dan bimbingan yang ia berikan. Dalam praktiknya, Soeharto menjaga hubungan yang kuat dengan Rama Diyat untuk mendapatkan panduan spiritual.
Selain itu, banyak orang yang menyaksikan dampak dari keyakinan Soeharto terhadap guru spiritualnya. Adi Andojo Soetjipto, seorang hakim agung yang bertetangga dengan Rama Diyat, mengisahkan bahwa rumah guru spiritual ini selalu dijaga dengan ketat oleh pengawal militer. Pengamanan ini menunjukkan betapa besar pengaruh Rama Diyat terhadap Soeharto dan pihak berwenang lain.
Pengaruh Kedekatan Spiritual Sejak Dini kepada Soeharto
Sejak remaja, Soeharto telah mengenal dan menjalin hubungan dengan dunia kebatinan. Dalam autobiografi yang ditulisnya, ia menceritakan pengalaman belajar dari Kyai Darjatmo, seorang tokoh yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan meramal. Hal ini menggambarkan bahwa kedekatan Soeharto dengan spiritualitas sudah terjalin lama sebelum ia menjadi seorang pemimpin.
Setelah menjadi tentara, Soeharto terus mendalami ajaran Kyai Darjatmo. Pertemuan-pertemuan rutin untuk berkonsultasi dengan beliau mencerminkan pencarian Soeharto akan pengetahuan dan bimbingan spiritual. Ia yakin bahwa banyak orang yang telah terbantu oleh nasihat dari Kyai Darjatmo, dan hal ini membentuk kepercayaan diri Soeharto dalam menghadapi hidupnya.
Kedekatan ini berlanjut hingga karier Soeharto di dunia militer, di mana ia merasa butuh dukungan dan dorongan. Dalam situasi sulit, nasihat dari tokoh-tokoh seperti Kyai Darjatmo dan Rama Diyat memberi arti yang berbeda bagi kehidupannya dan memperkuat keyakinan dalam menghadapi tantangan yang ada.
















