Saat seseorang berada dalam sebuah hubungan, hormon dopamin dan serotonin seimbang. Dopamin memicu kegembiraan, antisipasi, dan motivasi, sementara serotonin menstabilkan suasana hati, mengurangi kecemasan, dan menumbuhkan rasa aman secara emosional.
Namun, dopamin dan serotonin memiliki hubungan terbalik dalam sistem otak. Ketika dopamin meningkat, serotonin cenderung menurun, menciptakan dinamika emosional yang kompleks pada setiap individu.
Hal ini terjadi karena kedua neurotransmiter bersaing untuk mendapatkan sumber daya biokimia yang sama – khususnya, enzim yang dibutuhkan untuk mengubah triptofan (prekursor serotonin) dan tirosin (prekursor dopamin) menjadi bentuk aktifnya. Ketidakseimbangan ini dapat mengganggu stabilitas emosi seseorang.
“Ketika tubuh memprioritaskan produksi dopamin maka sintesis serotonin dapat terganggu. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan emosi dan pola pikir obsesif,” jelas Vignola, menjelaskan mekanisme yang mendasari fenomena ini.
Memahami Peran Dopamin dalam Hubungan Emosional
Dopamin seringkali disebut sebagai hormon “hadiah,” karena berperan penting dalam menciptakan rasa bahagia dan motivasi. Ketika seseorang jatuh cinta, dopamin merangsang perasaan keterikatan dan kebahagiaan yang intens.
Saat perasaan ini muncul, individu sering merasa energik dan bersemangat, yang membuat mereka lebih terhubung dengan pasangan. Namun, ketika tingkat dopamin menurun, rasa kecemasan atau ketidakpastian bisa muncul dalam hubungan.
Penting untuk dicatat bahwa dopamin tidak hanya berfungsi dalam cinta, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, pencapaian tujuan, baik kecil maupun besar, dapat meningkatkan kadar dopamin, yang kemudian memperkuat perilaku positif.
Serotonin dan Keseimbangan Emosi dalam Hubungan
Serotonin, di sisi lain, memainkan peran yang sangat penting dalam stabilitas emosi. Hormon ini membantu mengatur suasana hati, serta membantu mengurangi rasa cemas atau depresi. Ketika kadar serotonin rendah, seseorang mungkin merasa lebih emosional dan cenderung mengambil keputusan yang impulsif.
Menjaga kadar serotonin tetap seimbang dapat membantu memperkuat hubungan romantis. Kegiatan yang menyenangkan, seperti berbagi pengalaman positif dengan pasangan, dapat meningkatkan kadar serotonin dan memberikan rasa tenang dan nyaman.
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan kadar serotonin ialah melalui olahraga. Aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres dalam suatu hubungan.
Kaitan Antara Ketidakstabilan Emosional dan Hubungan
Ketidakstabilan emosi dalam hubungan seringkali disebabkan oleh fluktuasi kadar dopamin dan serotonin dalam tubuh. Ketika seseorang merasa tertekan atau stres, kadar serotonin mungkin menurun, yang dapat menyebabkan perilaku tidak terduga atau komunikasi yang buruk dengan pasangan.
Pola pikir obsesif yang terjadi akibat tingginya dopamin juga bisa menjadi penghalang dalam hubungan. Saat terlalu fokus pada satu hal, sulit untuk melihat aspek lain dari hubungan yang mungkin perlu perhatian.
Membangun kesadaran tentang dinamika neurotransmiter ini dapat membantu individu dan pasangan mengenali perasaan mereka. Dengan cara ini, mereka dapat mengambil langkah proaktif untuk mempertahankan keseimbangan emosional dalam hubungan.