Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sedang mengambil langkah baru untuk menjaga kestabilan industri tekstil nasional. Melalui pengenalan bea masuk antidumping dan tindakan pengamanan, pemerintah berusaha meminimalisir dampak negatif dari baju impor ilegal yang merugikan produksi dalam negeri.
Langkah ini diharapkan mampu melindungi industri lokal dengan penataan yang lebih baik terhadap impor balpres atau baju bekas. Purbaya mengungkapkan bahwa upaya ini penting untuk memastikan keberlangsungan sektor manufaktur di Indonesia.
Dalam Konferensi Pers APBN Kita, Purbaya menekankan bahwa industri tekstil memerlukan perlindungan lebih dalam menghadapi persaingan global. Dalam konteks ini, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penegakan hukum terhadap barang-barang yang masuk secara ilegal.
Strategi Pemerintah untuk Melindungi Industri Dalam Negeri
Langkah-langkah yang diambil pemerintah nirpada bea masuk ini diharapkan bisa memperkuat daya saing industri lokal. Dengan adanya bea masuk antidumping, pemerintah dapat mencegah praktik yang merugikan produsen dalam negeri akibat barang impor yang harga jualnya lebih rendah.
Purbaya menyatakan bahwa pihaknya juga sedang melakukan evaluasi untuk mempertimbangkan tambahan bea masuk yang diperlukan. Hal ini dilakukan agar peraturan yang ada dapat lebih efektif dalam melindungi produknya dari serbuan impor.
Pemerintah pun sedang menata kembali mekanisme impor balpres untuk mencapai keseimbangan. Selain itu, dengan meningkatkan pengawasan di kawasan berikat, diharapkan barang-barang ilegal bisa diminimalisir.
Pertumbuhan Sektor Manufaktur dan Tekstil di Indonesia
Purbaya menuturkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang positif. Pada kuartal III 2025, sektor ini berhasil tumbuh 5,54 persen year on year, peningkatan yang menggembirakan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Subsektor tekstil sendiri menunjukkan pertumbuhan 5 persen pada waktu yang sama. Data ini mencerminkan adanya potensi dan peluang yang besar dalam pengembangan industri dalam negeri.
Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan standar kualitas dan harga produk. Dengan mengatasi masalah ini, pemerintah optimis bahwa sektor tekstil dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian.
Menjaga Stabilitas Sektor Tembakau di Tengah Tantangan Ekonomi
Sektor tembakau juga menjadi sorotan dalam diskusi kali ini, dengan pertumbuhan 3,6 persen year on year. Purbaya menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas dalam industri ini demi kelangsungan produksi lokal.
Di sektor ini, pengaturan cukai menjadi salah satu fokus utama. Purbaya menegaskan pentingnya tidak menaikkan cukai untuk memberi ruang bagi industri tembakau agar dapat beroperasi dengan baik.
Selain itu, penegakan hukum terhadap produk ilegal menjadi sangat penting. Melalui langkah-langkah ini, pemerintah berharap bisa menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi industri tembakau yang legal.
















