Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tengah menyoroti pentingnya pembagian peran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dalam penjelasannya, ia menekankan perlunya akselerasi investasi yang melibatkan sektor swasta dan Danantara, yang bertindak sebagai sovereign wealth fund.
“Mendorong pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya bergantung pada APBN, namun juga harus diimbangi dengan kontribusi kuat dari sektor swasta,” ungkap Purbaya dalam sebuah Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta. Dia menekankan pentingnya peran Danantara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan harapan investasi dari Danantara terus meningkat, Purbaya memproyeksikan kontribusi sektor swasta juga akan mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga tahun 2029. Penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung investasi demi kemajuan ekonomi.
Pentingnya Peran Danantara dalam Investasi Nasional
Danantara diharapkan akan memainkan peran penting dalam menyediakan anggaran investasi yang dibutuhkan untuk proyek-proyek strategis. Dalam presentasinya, Purbaya menyampaikan bahwa investasi dari Danantara pada tahun 2026 diperkirakan mencapai Rp720 triliun.
Kontribusi dari sektor swasta diperkirakan akan mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu Rp6.200 triliun. Angka-angka ini menunjukkan seberapa besar potensi investasi yang dapat dikembangkan di masa depan.
Dengan tambahan investasi dari Danantara yang diperkirakan akan meningkat dari tahun ke tahun, diharapkan sebanyak Rp770 triliun pada 2027 dan Rp860 triliun pada 2028, serta Rp980 triliun pada 2029, pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terdorong lebih cepat.
Strategi APBN dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah juga mempersiapkan APBN untuk mendukung kebutuhan investasi. Pada tahun 2026, APBN direncanakan untuk berinvestasi sebesar Rp530 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terlibat dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, alokasi APBN untuk investasi diperkirakan meningkat menjadi Rp600 triliun pada 2027 dan Rp640 triliun pada 2028. Perencanaan ini mencerminkan upaya untuk memperkuat peran pemerintah sebagai katalis dalam mendukung swasta.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga perekonomian nasional dapat tumbuh lebih optimis.
Target Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Kebijakan Fiskal
Di tengah berbagai upaya ini, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen untuk RAPBN 2026. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan target pertumbuhan tahun ini yang dipatok pada 5,2 persen.
Target yang ambisius memungkinkan semua pihak untuk berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembangunan. Pemerintah berharap dapat mengajak berbagai stakeholders untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Sebuah konsistensi dalam kebijakan fiskal menjadi sangat penting agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya menjadi angka, namun juga memberi dampak nyata bagi masyarakat. Pemerintah terus berupaya untuk menciptakan kepercayaan pada investor.