Gabungan Petani Organik (GUPON) Sekar Langit di Magelang, Jawa Tengah, menunjukkan bagaimana teknologi dapat mengubah pertanian tradisional menjadi lebih modern dan efisien. Kelompok tani ini, yang terdiri dari para milenial, berhasil memproduksi berbagai jenis padi, termasuk mentik wangi susu dan beras hitam, berkat pemanfaatan teknologi digital.
Pertanian konvensional yang mereka jalani sebelumnya hanya mengandalkan perkiraan untuk menilai kesuburan tanah, tetapi setelah mengenalkan digital farming pada tahun 2022, semuanya berubah. Teknologi ini memungkinkan mereka untuk mengakses informasi mengenai kelembaban tanah, pH, dan kondisi cuaca hanya melalui smartphone, yang berkontribusi pada peningkatan hasil produksi.
Dengan alat yang canggih, mereka dapat dengan cepat mengambil keputusan yang tepat dalam pengolahan lahan. Alih-alih meraba-raba, petani kini mendapatkan data nyata yang memperbaiki manajemen lahan dan hasil tanam.
Transformasi Pertanian Melalui Pemanfaatan Teknologi
GUPON Sekar Langit mengimplementasikan digital farming yang memungkinkan pemantauan kualitas tanah dan tanaman secara real-time. Dengan teknologi ini, mereka dapat mengetahui apakah tanah membutuhkan perlakuan khusus, semisal pengapuran jika pH terlalu tinggi atau rendah.
Penggunaan teknologi juga mempercepat proses pemecahan masalah dalam pengelolaan lahan. Petani yang dulunya harus turun langsung kini bisa melakukan pengawasan dari jarak jauh, sehingga menghemat waktu dan tenaga.
Pada musim tanam kedua, kelompok tani ini berhasil memproduksi 6,5 ton beras per hektar, angka yang cukup signifikan untuk ukuran kelompok tani. Luas lahan yang dikelola juga terus berkembang, dengan total 626 hektar dimana 393 di antaranya telah tersertifikasi organik.
Pemanfaatan Teknologi dan Pemasaran yang Efisien
Pemasaran produk beras organik mereka juga didukung oleh pendekatan B2B yang efisien. Dengan kemitraan dengan berbagai perusahaan, GUPON Sekar Langit meningkatkan akses mereka ke pasar yang lebih besar, termasuk hotel dan restoran.
Langkah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memastikan bahwa produk berkualitas mereka dapat dinikmati lebih luas. GUPON Sekar Langit juga aktif dalam berbagai kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk mereka ke khalayak yang lebih luas.
Keberhasilan mereka menarik perhatian banyak pihak, dan dengan dukungan dari Bank Indonesia, berbagai program pengembangan bagi petani diimplementasikan. Miftakhul Fuad, ketua kelompok tani, mengungkapkan bahwa tantangan utama adalah memenuhi permintaan pasar secara konsisten.
Dukungan dan Pendampingan dari Pihak Lain
GUPON Sekar Langit bukan hanya berdiri sendiri; mereka mendapatkan dukungan signifikan dari Bank Indonesia yang berperan dalam mengembangkan kapasitas petani. Melalui bantuan sarana prasarana dan pelatihan digital farming, kelompok tani ini dipersiapkan untuk bersaing di pasar yang lebih luas.
Selain itu, pendampingan juga mencakup aspek legalitas bisnis, yang penting untuk hubungan jangka panjang dengan mitra pasar. Sertifikasi produk menjadi langkah kunci untuk memastikan bahwa produk yang dipasarkan memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, GUPON Sekar Langit berupaya untuk meningkatkan daya saing dan menambah nilai produk mereka. Miftakhul Fuad menekankan bahwa keberadaan kelompok tani ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di tingkat desa, dan mengajak lebih banyak petani untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Menjawab Tantangan dan Membuka Peluang Baru
GUPON Sekar Langit terus beradaptasi dengan perkembangan pasar dan tantangan yang ada di sektor pertanian. Keberanian untuk mencoba teknologi baru menjadi kunci utama dalam menghadapi persaingan di industri pertanian.
Komitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian menjadi fokus utama. Dalam jangka panjang, kelompok tani ini berambisi untuk tidak hanya memenuhi pasar lokal, tetapi juga menjangkau pasar internasional melalui ekspor.
Dengan dukungan yang solid, GUPON Sekar Langit berusaha untuk menjadi model pertanian berkelanjutan di Indonesia. Harapan mereka adalah menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya untuk mengikuti jejak positif dalam memanfaatkan teknologi di pertanian.