Seorang penumpang pesawat TUI rute Jamaika menuju Manchester, Inggris, melaporkan pengalaman yang menegangkan saat mereka hampir terlibat dalam kerusuhan besar setelah terkatung-katung selama dua hari. Penerbangan yang seharusnya berlangsung selama delapan jam menjadi kacau akibat ulah seorang penumpang, sehingga pilot memilih untuk mengalihkan penerbangan ke Nassau demi menurunkan penumpang tersebut.
Setelah pesawat mendarat, ternyata salah satu komponen mengalami kerusakan saat proses pembuangan bahan bakar. Hal ini semakin memperburuk situasi yang sudah tegang di kalangan penumpang yang menunggu informasi lebih lanjut.
Para penumpang yang terjebak di Nassau kemudian ditempatkan di hotel untuk satu malam. Keesokan harinya, mereka diberitahu bahwa suku cadang pengganti harus diterbangkan dari Inggris, yang berarti penundaan tambahan untuk kembali ke rumah mereka.
Detail Insiden Penerbangan yang Mengganggu
Seorang penumpang bernama Emma Louise Hamer menggunakan media sosial untuk berbagi pengalamannya. Dia mengungkapkan rasa frustrasinya setelah menunggu sepanjang hari hanya untuk mendapati bahwa penerbangan mereka dibatalkan pada pukul 20.30.
Hamer menyatakan, “Situasi ini mulai terasa benar-benar menakutkan. Kerusuhan bisa terjadi kapan saja.” Dia juga menambahkan bahwa petugas keamanan harus terlibat karena orang-orang mulai kehilangan kesabaran.
Dalam unggahan tersebut, Hamer mengkritik buruknya akomodasi yang disediakan oleh pihak maskapai. Dia menyebutkan, “Saya bahkan tidak akan menaruh anjing saya di sana.” Ini menunjukkan bahwa para penumpang merasa sangat tidak nyaman dan kecewa dengan kondisi yang dihadapi.
Proses Pemulihan dan Penggantian
Penerbangan British Airways dengan suku cadang baru sudah dalam perjalanan menuju Nassau untuk memperbaiki pesawat. Penumpang TUI dijadwalkan tiba di Manchester pada Rabu sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat.
Namun, kedatangan mereka juga terlambat, dua hari lima jam dari jadwal semula. Kejadian ini tentunya menjadi pelajaran berharga bagi pihak maskapai untuk meningkatkan prosedur penanganan krisis di masa mendatang.
Pihak TUI akhirnya menyatakan bahwa setiap penumpang yang terkena dampak dapat mengklaim kompensasi sebesar 520 pound sterling. Di samping itu, mereka juga berhak mendapatkan voucher untuk liburan di masa depan sebagai bentuk permohonan maaf dari maskapai.
Aspirasi Penumpang Terhadap Perbaikan Layanan
Berbagai keluhan dari penumpang menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik antara maskapai dan pelanggannya. Sebagian besar penumpang berharap agar pihak TUI bisa memberikan penjelasan yang transparan di saat-saat krisis.
Tidak hanya itu, pengisian akomodasi yang buruk juga menjadi masalah serius yang perlu ditangani. Para penumpang merasa bahwa mereka tidak diberikan perhatian yang layak di saat mereka membutuhkan bantuan.
Seluruh kejadian ini membuat penumpang semakin was-was terhadap penerbangan ke depannya. Mereka beranggapan bahwa kejadian serupa dapat terjadi lagi jika tidak ada perbaikan yang nyata dari pihak maskapai.