Honda, sebagai salah satu pemain utama di industri otomotif, kini tengah menghadapi tantangan serius di pasar Tiongkok. Dua model mobil listrik yang diluncurkan melalui sub-merek Ye, yaitu S7 dan P7, ternyata tidak mampu menarik perhatian konsumen seperti yang diharapkan pihak perusahaan.
Dalam waktu singkat setelah peluncuran, harga S7 bahkan sudah dipangkas sekitar US$8.400 atau sekitar Rp137 juta akibat permintaan yang mengecewakan. Situasi ini mencerminkan kesulitan yang dihadapi Honda dalam beradaptasi dengan tren pasar yang semakin berubah.
Data penjualan menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi Honda. Dari April hingga Juni 2025, penjualan mereka di Tiongkok mengalami penurunan sebesar 2 persen, dengan total hanya 2.900 unit yang terjual. Pencapaian ini sudah termasuk angka penjualan dari S7 dan P7 yang diharapkan dapat memperkuat posisi Honda di pasar mobil listrik.
Tantangan Honda di Pasar Mobil Listrik Tiongkok
Salah satu hambatan utama yang dihadapi Honda adalah fitur teknologi yang ditawarkan. Meskipun kedua model sudah dilengkapi dengan sistem bantuan pengemudi Honda Sensing 360+, keduanya tidak menghadirkan teknologi mengemudi tanpa tangan atau autopilot yang saat ini banyak dicari konsumen di Tiongkok.
Kurangnya fitur autopilot ini tentunya menjadi kekurangan yang signifikan, terutama mengingat tingginya permintaan akan teknologi tersebut di pasar lokal. Konsumen saat ini semakin menginginkan pengalaman berkendara yang canggih dan nyaman, dan Honda tampaknya belum mampu memenuhi ekspektasi tersebut.
Untuk memperbaiki situasi ini, Honda telah menggandeng perusahaan lokal Momenta. Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi bantuan mengemudi yang lebih unggul dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk mereka di mata konsumen.
Upaya Honda untuk Meningkatkan Penjualan di Tiongkok
Selain kolaborasi dengan Momenta, Honda juga menjalin kemitraan dengan DeepSeek. Kerja sama ini fokus pada pengembangan kecerdasan buatan yang mampu memberikan interaksi yang lebih interaktif antara pengemudi dan sistem AI di dalam mobil. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman berkendara yang lebih menarik dan canggih.
Dalam dunia yang semakin terhubung, integrasi teknologi kecerdasan buatan dapat menjadi nilai tambah yang signifikan. Konsumen Tiongkok, khususnya, menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap inovasi dalam teknologi otomotif, dan Honda perlu bergerak cepat untuk memenuhi tuntutan ini.
Untuk menarik minat konsumen, Honda juga perlu melakukan komunikasi yang efektif terkait fitur-fitur baru. Kampanye pemasaran yang menyoroti keunggulan teknologi mereka bisa menjadi langkah krusial dalam menyentuh pasar yang lebih luas.
Analisis Kompetitif dan Posisi Honda di Pasar
Mengingat ketatnya persaingan di industri otomotif Tiongkok, Honda tidak bisa hanya mengandalkan reputasi lama mereka. Para pemain baru dalam segmen mobil listrik telah menunjukkan kemajuan besar dan menawarkan teknologi canggih yang menarik bagi konsumen.
Sementara Honda berupaya meningkatkan penjualannya, perusahaan lain sudah lebih dulu mendapatkan perhatian pasar. Hal ini menjadikan inovasi dan peluncuran produk baru sebagai kebutuhan mendesak untuk mempertahankan relevansinya.
Selain inovasi teknologi, Honda juga perlu mempertimbangkan aspek harga dan nilai. Penurunan harga S7 yang signifikan menunjukkan bahwa strategi harga harus diperhatikan agar tetap kompetitif. Ini menjadi sangat penting mengingat margin keuntungan yang semakin dipersempit dalam pasar yang kompetitif ini.