Paspor Jepang mengalami penurunan peringkat dalam Henley Passport Index terbaru pada bulan September 2025. Kini, paspor Jepang berada di peringkat ketiga dunia, di belakang Singapura dan Korea Selatan, menciptakan tantangan baru bagi pemegang paspor tersebut.
Dengan penurunan ini, pemegang paspor Jepang hanya dapat mengakses 189 destinasi tanpa perlu visa, berkurang satu lokasi dari peringkat sebelumnya yang dirilis pada Juli 2025. Hal ini mencerminkan dinamika yang terus berubah dalam kebijakan perjalanan global.
Peringkat terbaru ini dihasilkan dari analisis yang dilakukan oleh Henley & Partners, sebuah firma yang memiliki spesialisasi dalam kewarganegaraan dan residensi internasional, yang berbasis di London. Melalui pembaruan ini, banyak pihak mulai mempertanyakan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah Jepang untuk mengatasi situasi ini.
Peringkat Penuh Dinamika Paspor Global di Tahun 2025
Sebelumnya, paspor Jepang berbagi posisi sebagai salah satu yang terkuat kedua di dunia bersama Korea Selatan. Tahun lalu, Jepang merupakan salah satu dari enam negara dengan paspor terkuat, bersaing ketat dengan negara-negara Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Italia.
Kepergian Jepang dari posisi puncak pun menciptakan gelombang berbagai reaksi di kalangan para analis. Banyak yang berpendapat bahwa pergeseran ini akan mempengaruhi citra internasional Jepang dan kemudahan akses bagi warganya untuk bepergian.
Data dari Kementerian Luar Negeri Jepang menunjukkan bahwa hingga Desember 2024, jumlah paspor yang berlaku mencapai 21,6 juta. Meski angka tersebut terbilang besar, jumlah ini hanya mencakup sekitar 17,5% dari total populasi negara tersebut.
Kepemilikan Paspor Jepang dan Pandemi Covid-19
Kepemilikan paspor di Jepang cenderung rendah dibandingkan negara lain, dengan angka yang berkisar antara 22% hingga 24% sepanjang tahun 2010-an. Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa rasio kepemilikan ini tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang signifikan.
Situasi semakin memburuk dengan adanya pandemi Covid-19, di mana jumlah penerbitan paspor baru anjlok drastis. Setelah pandemi, orang-orang masih hesitant untuk berpergian, dan hal ini terbukti dari angka yang tetap rendah hingga saat ini.
Hal ini memunculkan keprihatinan di kalangan ahli, yang mendesak pemerintah Jepang untuk mengambil langkah-langkah konkret. Salah satu rekomendasi adalah memberikan insentif kepada generasi muda agar lebih tertarik untuk menjelajahi dunia luar.
Langkah-langkah yang Dapat Diambil oleh Pemerintah Jepang
Pemerintah Jepang diharapkan dapat memperkenalkan program yang menarik minat anak muda untuk mendapatkan pengalaman internasional. Salah satu usulan adalah memberikan fasilitas paspor gratis bagi mereka yang baru pertama kali bepergian ke luar negeri.
Dengan insentif tersebut, masyarakat Jepang dapat lebih beragam dalam pengalaman budaya dan pendidikan internasional. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman global yang lebih baik di kalangan generasi muda.
Di sisi lain, diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan program pertukaran pelajar. Program seperti ini bukan hanya akan membuka wawasan, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan dan daya saing mereka di tingkat internasional.
Seluk Beluk Henley Passport Index dan Mobilitas Global
Henley Passport Index merupakan alat yang efektif untuk mengukur kebebasan perjalanan di seluruh dunia. Indeks ini mengikuti kebijakan visa yang diterapkan di 227 negara dan wilayah, memberikan gambaran menyeluruh tentang mobilitas global.
Indeks ini tidak hanya bergantung pada data statistik, tetapi juga menggunakan informasi real-time dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Melalui pendekatan ini, Henley Passport Index berhasil memberikan pandangan yang akurat akan kondisi paspor global.
Dalam setiap pembaruan, indeks ini memberikan peringkat kepada 199 paspor berdasarkan jumlah negara yang dapat diakses tanpa visa. Penghargaan ini diakui secara luas, menjadi standar utama bagi individu dan negara dalam merencanakan perjalanan internasional.