Pada tahun 2021, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap warga Palestina, yang menyulut dukungan besar dari masyarakat Indonesia. Hubungan solidaritas antara kedua bangsa ini sebenarnya telah terjalin sejak lama, jauh sebelum kejadian terbaru tersebut.
Pengorbanan seorang dermawan Palestina, Muhammad Ali Taher, menjadi salah satu momen berharga dalam sejarah. Ia rela mengorbankan semua harta benda demi membantu perjuangan bangsa Indonesia yang sedang terjajah.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Desember 1948, saat Indonesia menghadapi agresi militer Belanda kedua. Serangan tersebut sangat menghancurkan, dan masyarakat Indonesia berjuang dengan berbagai cara untuk bertahan hidup.
Ibukota Yogyakarta diserang, menyebabkan banyak pemimpin ditangkap dan ekonomi mengalami keruntuhan. Dalam kondisi krisis ini, banyak warga yang berusaha mencari cara untuk membantu perjuangan melawan Belanda.
Di luar negeri, diplomat Indonesia berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan dari bangsa lainnya. Salah satu dukungan yang paling berkesan datang dari Ali Taher, dari Palestina, yang sangat mengagumi semangat perjuangan Indonesia.
Ali Taher lahir di Nablus, Tepi Barat, Palestina, pada tahun 1896. Mengenakan jubah seorang pebisnis sukses dengan beberapa perusahaan media besar di Mesir, dia memiliki rasa empati yang tinggi terhadap bangsa-bangsa yang terjajah.
Dalam hidupnya, Ali Taher dikenal sering menjamu tokoh-tokoh perjuangan Indonesia di kantornya. Salah satu hubungan bersejarahnya terjalin dengan Mohamed Zen Hassan, seorang diplomat Indonesia yang menjadi Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia.
Hassan berperan penting dalam memobilisasi dukungan negara-negara Arab untuk kemerdekaan Indonesia. Berkat upaya lobi Hassan, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946.
Dalam pertemuan di Mesir, Ali Taher mengajak Hassan ke Bank Arabia dan menarik seluruh tabungannya. Tindakan ini awalnya tidak disangka-sangka oleh Hassan dan sepenuhnya di luar ekspektasinya.
Kisah Inspiratif Muhammad Ali Taher dan Indonesia
“Seluruh kekayaan saya ini untuk perjuangan bangsa Indonesia,” kata Ali Taher, yang dikenal sangat mengagumi semangat kemerdekaan. Meskipun tidak ada catatan pasti terkait jumlah sumbangan yang diberikan, dampaknya sangat berarti dan menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Bantuan tersebut diperuntukkan bagi mereka yang sedang berjuang melawan penjajahan. Ini pun menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia hingga kini tetap berdiri teguh mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Sejak merdeka, Indonesia tidak pernah mengakui keberadaan Israel. Sikap tersebut diambil sejak Israel memproklamasikan diri sebagai negara pada tanggal 14 Mei 1948. Presiden Soekarno pun dengan tegas menolak keberadaan Israel yang dianggap telah merampas tanah Palestina.
Pendirian ini terus dijaga oleh Indonesia melalui berbagai forum internasional. Tak jarang, Indonesia mengambil sikap tegas di berbagai acara, seperti Konferensi Asia Afrika tahun 1955, di mana Israel tidak diizinkan untuk berpartisipasi.
Pernyataan Soekarno pada 17 Agustus 1966 semakin mempertegas komitmen Indonesia untuk mendukung Palestina. Dengan berani, Soekarno menegaskan bahwa dukungan tersebut merupakan bagian dari konsistensi perjuangan bangsa.
Pendekatan Diplomatik dan Solidaritas Indonesia terhadap Palestina
“Kita adalah bangsa yang konsekuen, bukan hanya berjiwa kemerdekaan, tetapi juga berjuang melawan imperialisme,” kata Soekarno, menegaskan komitmen yang diberikan Indonesia pada Palestina. Solidaritas ini tetap terjaga dalam berbagai bentuk, baik lobi diplomatik maupun dukungan moral.
Ibu kota Indonesia pun menjadi saksi berbagai aksi solidaritas yang mendukung rakyat Palestina, baik melalui demonstrasi maupun penggalangan dana. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya rasa keperdulian masyarakat Indonesia terhadap saudara-saudara mereka di Palestina.
Sejak dulu, negara ini telah menjadi pemimpin dalam gerakan solidaritas terhadap Palestina di antara negara-negara Muslim. Dukungan itu terus mengalir dari generasi ke generasi, karena rakyat Indonesia merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara kedua bangsa pun semakin erat. Berbagai tokoh dan organisasi di Indonesia sering kali berkunjung ke Palestina untuk menunjukkan dukungan mereka. Diskusi dan forum juga sering diadakan untuk meningkatkan konektivitas antara kedua negara.
Penggalangan dana dan bantuan kemanusiaan menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menolong rakyat Palestina. Banyak lembaga swadaya masyarakat yang berkontribusi dalam bentuk bantuan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya.
Mangkuk Sejarah yang Menghubungkan Dua Bangsa
Ali Taher dan Indonesia, bagaikan dua sisi dari satu koin yang saling melengkapi. Narasi tentang solidaritas dan dukungan ini mengingatkan kita akan betapa pentingnya menjaga hubungan baik antar bangsa, terutama di masa-masa sulit.
Sejarah tidak hanya tertoreh dalam buku, tetapi juga hidup dalam setiap tindakan yang dilakukan manusia. Kisah Ali Taher merupakan contoh nyata bagaimana solidaritas antar bangsa mesti dijaga dan dihargai.
Melalui perjalanan waktu, Indonesia dan Palestina terus berjuang untuk meraih kebebasan dan keadilan. Tanpa dukungan dan pengorbanan dari satu sama lain, perjuangan tersebut bisa jadi tidak sekuat dan seefektif saat ini.
Pengorbanan masyarakat Palestina yang tak kunjung surut seakan menjadi pengingat bagi bangsa lain akan arti penting dari kemerdekaan. Begitu pula, dukungan yang diberikan Indonesia menunjukkan betapa segala bentuk solidaritas sangat berarti dalam menghadapi berbagai tantangan.
Sejarah hubungan Indonesia dan Palestina mengajarkan kita tentang arti dari persatuan dan kekuatan. Dalam sebuah dunia yang sering kali diwarnai konflik, kisah ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang agar terus berjuang demi kemanusiaan.