Menteri Koperasi Ferry Juliantono baru-baru ini mengajak Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk bersama-sama mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Dia menggarisbawahi peran krusial ICMI dalam penyediaan pandangan akademis, pembinaan, serta menciptakan jejaring intelektual yang dapat memperkuat gerakan ekonomi kerakyatan.
Pernyataan tersebut disampaikannya pada acara National Leadership Camp dengan tema “Meneguhkan Peran Cendikiawan Muslim untuk Mewujudkan Indonesia Emas,” yang diadakan di Bali. Dalam kesempatan ini, Ferry menjelaskan bagaimana koperasi adalah fondasi ekonomi rakyat yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Ferry menekankan pentingnya program Koperasi Kelurahan Merah Putih yang diinisiasi pemerintah, sebagai ekosistem baru yang bertujuan memotong rantai pasok dan menghadirkan layanan usaha di desa. Program ini diharapkan dapat mengajak jutaan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan ekonomi ini.
“Dukungan dari ICMI sangat penting untuk memastikan bahwa gerakan ekonomi kerakyatan ini dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,” ujar Ferry. Dia menambahkan bahwa ICMI seharusnya memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat ekonomi kerakyatan ke depannya.
Diharapkan pada tahun depan, akan ada lebih dari 80 ribu gerai ritel modern yang dikelola oleh Koperasi Merah Putih. Hal ini mencerminkan perlunya produksi barang-barang dalam negeri agar dapat dijual di gerai modern tersebut, sehingga masyarakat bisa memperoleh manfaat yang lebih besar.
Peran Strategis ICMI dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
ICMI memiliki posisi yang sangat penting dalam memberikan arahan kepada pengembangan ekonomi kerakyatan saat ini. Menurut Ferry, dukungan lembaga ini akan sangat membantu dalam merumuskan strategi yang lebih baik untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan.
Dengan adanya dukungan dari cendikiawan Muslim, diharapkan ada inovasi dalam menciptakan produk-produk yang relevan dan berkualitas. Inovasi ini penting agar produk yang dihasilkan bisa bersaing di pasar baik lokal maupun global.
ICMI tidak hanya berperan dalam memberikan pandangan akademis, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembinaan. Melalui pembinaan yang baik, pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) bisa lebih berdaya dan mandiri.
Penting bagi ICMI untuk membangun jaringan yang kuat antar pelaku ekonomi. Dengan saling berkolaborasi, diharapkan bisa tercipta lebih banyak peluang usaha yang menguntungkan bagi masyarakat.
Sinergi antara ICMI dan Koperasi Kelurahan Merah Putih akan membuat gerakan ekonomi kerakyatan semakin kuat. Ini adalah langkah awal untuk Indonesia menuju kemandirian ekonomi yang lebih baik.
Mendorong Produksi dalam Negeri Melalui Koperasi
Ferry juga mengajak ICMI untuk berinisiatif membangun industri kecil di lingkungan masing-masing. Hal ini penting untuk memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan membantu meningkatkan perekonomian daerah.
Dia menekankan perlunya mendirikan pabrik-pabrik kecil, seperti industri sabun, deterjen, dan kebutuhan harian lainnya. Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, namun juga produsen.
Lebih lanjut, ICMI memiliki potensi besar untuk mendorong pelaku UMKM di komunitasnya agar berkolaborasi dalam membangun pabrik-pabrik tersebut. Melalui bentuk kerjasama berbasis koperasi, diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Ferry juga memberikan jaminan bahwa produk yang dihasilkan oleh UMKM akan mendapat tempat di gerai Koperasi Merah Putih. Ini menjadi salah satu cara untuk memperkuat kepercayaan diri masyarakat dalam berproduksi.
“Kita harus kembali percaya diri untuk menjadi produsen, dan Kemenkop siap mendukung setiap individu atau kelompok yang ingin memulai usaha pabrik,” tambah Ferry.
Mendorong Inovasi Teknologi untuk Mendukung Pertumbuhan Koperasi
Selain mendorong produksi barang, pemerintah juga berfokus untuk menciptakan alat dan mesin yang dapat mendukung sektor pertanian dan industri. Ferry menekankan bahwa perlu ada investasi dalam teknologi agar proses produksi menjadi lebih efisien.
Perguruan tinggi diharapkan bisa memainkan peran penting dalam menciptakan alat-alat pascapanen dan penyimpanan yang modern. Hal ini penting untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh petani dan pelaku usaha.
Dengan adanya alat modern, diharapkan hasil pertanian dan produk industri tidak hanya berkualitas, tetapi juga dapat bersaing di pasar. Ini adalah langkah penting menuju modernisasi sektor pertanian dan industri di Indonesia.
Pengembangan teknologi seperti cold storage dan alat pengatur suhu akan menjadi sangat penting untuk menjaga kesegaran buah dan sayuran. Kombinasi antara teknologi dan kualitas produk lokal akan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin ketat.
Terakhir, Ferry menyampaikan harapannya agar para pelaku usaha dan komunitas akademis dapat bersinergi dalam mendukung industri koperasi. Dengan langkah bersama, pembangunan ekonomi kerakyatan bisa terwujud secara optimal.
















