Di tengah upaya pengembangan ekonomi berbasis komunitas, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan dedikasi pada pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu kisah inspiratif datang dari Jane Katang, seorang pengusaha yang beroperasi di wilayah kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Sulawesi Utara.
Jane adalah pemilik usaha sembako yang dikenal dengan nama Aiko Maju. Usahanya kini tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga memasok bahan baku bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memiliki peran penting dalam meningkatkan gizi anak-anak di sekolah-sekolah setempat.
Dengan semangat untuk terus berkembang, Jane mengalihkan fokus dari usaha percetakan dan rumah makan yang sebelumnya dijalankannya. Melalui inisiatif ini, dia berhasil mendirikan unit sembako yang dapat menanggapi permintaan pasar serta menjalankan program sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Strategi Jane dalam Mengembangkan Usahanya di Wilayah Kepulauan
Jane mengaitkan keberhasilan Aiko Maju dengan komitmen untuk memberikan layanan yang berkualitas. Dia menjelaskan bahwa awalnya dia hanya menyediakan beberapa kebutuhan pokok seperti beras dan telur, namun permintaan terus meningkat. Untuk itu, dia mengambil langkah proaktif dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada BRI.
Dengan bantuan BRI, usaha sembakonya mampu berkembang dan kini menjadi pemasok utama untuk dapur umum MBG yang menawarkan pelayanan kepada ratusan siswa. Dukungan finansial tersebut sangat berarti dalam memastikan kelangsungan operasi dan kualitas bahan pangan yang disuplai ke dapur umum.
Dalam menghadapi tantangan suplai bahan pangan di wilayah kepulauan, Jane menyatakan bahwa faktor geografi sangat mempengaruhi. Meskipun beberapa bahan segar dapat diperoleh dari pulau, jenis tertentu harus diimpor dari luar, yang menuntut perencanaan yang matang agar produk tidak rusak sebelum sampai ke konsumen.
Pentingnya Rantai Pasok yang Berkelanjutan untuk Program Makan Bergizi Gratis
Program MBG memerlukan rantai pasok yang solid untuk memastikan bahwa setiap makanan yang disediakan memenuhi standar gizi. Jane menekankan bahwa dengan keterlibatan Aiko Maju, dia dapat memenuhi kebutuhan akan makanan sehat bagi anak-anak di wilayah tersebut.
Keberhasilan Jane juga mencerminkan bagaimana pelaku UMKM dapat beradaptasi dan berkontribusi pada program pemerintah. Sebagai bagian dari rantai pasok, Aiko Maju tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga pada keberlanjutan dan dampak sosial yang positif.
Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI, menjelaskan bahwa dukungan terhadap UMKM mencakup lebih dari sekadar pembiayaan. Mereka berkomitmen untuk memiliki peran aktif dalam inovasi program-program yang menjadi solusi bagi masalah gizi di masyarakat. Hal ini menunjukkan sinergi antara lembaga keuangan dan pelaku bisnis lokal dalam memberdayakan masyarakat.
Tantangan dan Solusi dalam Memastikan Ketersediaan Bahan Makanan
Jane mengakui bahwa tantangan memasok bahan makanan tidak hanya terletak pada jarak, tetapi juga pada ketersediaan berbagai jenis komoditas segar. Dia harus memikirkan alternatif saat menghadapi kekurangan jenis buah yang tidak dapat diperoleh dari pulau.
Terkadang, dia harus membawa buah-buahan dari kota besar, seperti Manado, untuk memenuhi permintaan pasar. Karenanya, pemilihan waktu pengiriman sangat krusial agar proses distribusi berlangsung tanpa hambatan dan produk tetap dalam kondisi segar saat sampai ke dapur umum.
Untuk sayuran dan ikan, Jane memilih untuk berbelanja langsung dari pasar lokal. Dengan cara ini, dia dapat memastikan kualitas dan kesegaran bahan makanan yang disuplai. Ini menjadi bagian dari tanggung jawabnya untuk terus mendukung operasional dapur umum yang berperan penting dalam gizi anak-anak.