PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden kebakaran yang terjadi di salah satu fasilitas pengolahan nikel milik PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) pada tanggal 12 Oktober 2025. Insiden ini menggugah perhatian publik, karena melibatkan luka pada beberapa pekerja dan memerlukan investigasi lebih lanjut.
Dedy Kurniawan, selaku Kepala Humas PT IMIP, mengungkapkan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja Provinsi Sulawesi Tengah (Binwasnaker Sulteng) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan kerja ini. Penyelidikan ini menjadi penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Kebakaran tersebut telah mengakibatkan tiga orang pekerja mengalami luka-luka, dua di antaranya merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA). Pihak perusahaan berkomitmen untuk memastikan semua korban mendapatkan perawatan yang diperlukan dan mengutamakan keselamatan kerja di daerah tersebut.
Penyebab dan Kronologi Kebakaran di Fasilitas Smelter
Kronologi insiden kebakaran dimulai dari aktivitas pengelasan dan pemotongan yang berlangsung di lantai 3 area konstruksi tabung fiber. Dugaan sementara menyatakan bahwa percikan api dari aktivitas tersebut mengenai terpal pelindung, yang kemudian memicu api terjadi.
Api dengan cepat berkembang dan menyebar ke lantai atas, sehingga menyebabkan salah satu pekerja, La Osi Adi, terjebak di lokasi paling tinggi. Dalam situasi kritis, petugas tanggap darurat di lokasi segera bergerak melakukan pemadaman dan penyelamatan.
Pihak perusahaan juga mengerahkan sumber daya yang ada, termasuk operator Crawler Crane yang berhasil mengevakuasi pekerja yang terjebak. Sementara tim pemadam kebakaran yang datang dari berbagai tenant turut berkontribusi dalam upaya penyelamatan.
Informasi Mengenai Korban dan Penanganan Lanjutan
Dalam insiden ini, tiga orang pekerja mengalami luka-luka. Dua di antaranya merupakan TKA yang mengalami luka bakar ringan dan dirawat di Klinik 2 IMIP. Sementara satu korban lainnya, La Osi Adi, dirawat di RSUD Morowali dengan luka bakar yang lebih serius, namun semua korban dilaporkan dalam kondisi stabil.
Pihak IMIP berkomitmen untuk memberikan semua fasilitas dan perawatan yang diperlukan kepada para korban. Tim kesehatan yang ada di lokasi siap sedia untuk memberikan perhatian medis dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Meski situasi sudah ditangani dengan baik, perusahaan tetap mengedepankan langkah evaluasi pasca-insiden. Ini penting dilakukan agar keselamatan dan kesehatan kerja di area fasilitas dapat lebih dioptimalkan ke depannya.
Evaluasi Prosedur Keselamatan Kerja untuk Mencegah Insiden Serupa
Menanggapi insiden ini, PT IMIP menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan. Evaluasi ini tidak hanya untuk memastikan pemenuhan standar keselamatan yang ada, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya keselamatan.
Melalui investigasi yang dilakukan oleh Binwasnaker, diharapkan ada rekomendasi yang dapat diimplementasikan dalam proses kerja agar insiden kebakaran semacam ini dapat dihindari di masa depan. Penekanan pada pelatihan dan sosialisasi prosedur K3 juga menjadi salah satu langkah strategis yang akan diambil.
Pentingnya komunikasi yang baik antara manajemen dan pekerja dalam hal keselamatan juga akan menjadi fokus utama. Dengan demikian, setiap orang dapat berpartisipasi dalam menjaga keselamatan diri mereka dan orang lain di sekitar mereka.