• Contcat Us
Friday, August 22, 2025
Siarandigital.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Tekno
  • Bisnis
  • Health
  • Bola
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Properti
  • Travel
  • Entertainment
  • Home
  • Berita
  • Tekno
  • Bisnis
  • Health
  • Bola
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Properti
  • Travel
  • Entertainment
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Ilmuwan Indonesia Tewas Dipenggal di Ancol Usai Permalukan Peneliti Jepang

Claudy Lim by Claudy Lim
August 19, 2025
in Properti
0
Ilmuwan Indonesia Tewas Dipenggal di Ancol Usai Permalukan Peneliti Jepang

Indonesia memiliki banyak sekali individu hebat yang berkontribusi signifikan pada dunia, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, maupun bidang lainnya. Salah satu di antaranya adalah Profesor Achmad Mochtar, seorang ilmuwan medis yang terkenal akan kepakarannya dan keberaniannya melawan penindasan.

Statusnya sebagai seorang pahlawan dalam bidang sains seharusnya diakui, tetapi nasib tragis yang menimpanya di era pendudukan Jepang justru mengubah alurnya. Kisah hidup Mochtar terjalin dalam konteks sejarah yang penuh drama dan tragedi, menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme.

READ ALSO

Tidak Ada Pilihan untuk Kegagalan

Semarak Festival Keuangan LPS Medan, Tenant Makanan Ramai Diterpa Pengunjung

Dalam bulan Oktober tahun 1944, hidup Mochtar berubah drastis setelah polisi militer Jepang menangkapnya dari rumahnya sendiri. Tuduhan yang dilayangkan adalah keterlibatannya dalam kematian para romusha akibat suntikan vaksin yang dipimpin oleh timnya di Eijkman Instituut. Dari situ, kisah pahit tentang penganiayaan dan ketidakadilan mulai terkuak.

Rentetan Peristiwa Tragis dalam Kehidupan Professor Achmad Mochtar

Penangkapan Mochtar pada 7 Oktober 1944 adalah awal dari penderitaan yang panjang. Dia dibawa ke penjara Kempetai, tempat di mana berbagai bentuk interogasi dan penyiksaan dilakukan oleh tentara Jepang. Meski tidak ada bukti konkret yang mengaitkan dirinya dengan insiden tersebut, dia tetap dipaksa untuk mengakui kesalahan yang tidak dilakukannya.

Penderitaan yang dialaminya dalam penjara tidak hanya dialami oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh rekan-rekannya yang turut ditahan. Raungan kesakitan terdengar hingga ke gedung-gedung di sekitarnya, menggambarkan betapa sadisnya perlakuan yang diterima para ilmuwan yang dianggap sebagai ancaman. Keberanian dan integritasnya mesti dibayar mahal dengan nyawanya.

Nasib tragis Mochtar akhirnya berakhir pada 3 Juli 1945, ketika ia dieksekusi dengan cara yang begitu kejam. Tubuhnya terpisah dari kepala, mengakhiri perjalanan hidup seorang ilmuwan yang seharusnya dihormati. Dengan kematian Mochtar, Jepang seolah menyelesaikan dendam mereka terhadap keterlibatan Mochtar dalam mematahkan penelitian ilmuwan Jepang, Noguchi Hideyo.

Persoalan di Balik Kematian Mochtar dan Eksperimen Kebohongan Jepang

Beberapa waktu setelah tragedi itu, mulai terungkap fakta bahwa tuduhan terhadap Mochtar dan Eijkman Instituut tidak memiliki dasar yang kuat. Peneliti, Sangkot Marzuki dan Kevin Baird, dalam bukunya menyatakan bahwa Jepang hanya menjadikan Mochtar sebagai kambing hitam atas kesalahan yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang sendiri.

Penyelidikan yang dilakukan menunjukkan bahwa eksperimen vaksin tetanus yang dilakukan oleh Jepang, bukan penelitian di Eijkman Instituut, yang menyebabkan kematian para romusha. Walaupun demikian, kematian Mochtar juga dipandang sebagai tindakan balas dendam, menyusul upayanya mengungkap kesalahan penelitian Noguchi Hideyo.

Teori yang dikemukakan oleh Noguchi mengenai demam kuning dan penyebabnya dipatahkan oleh Mochtar dalam disertasi doktoralnya. Penelitian yang dia lakukan di Universitas Amsterdam menunjukkan bahwa bakteri yang diteliti Noguchi bukanlah penyebab demam kuning, melainkan penyakit lain yang dikenal sebagai penyakit Weil.

Dampak Penelitian dan Penolakan Terhadap Teori Noguchi Hideyo

Penelitian Mochtar mengguncang dunia medis dan mengakibatkan reputasi Noguchi anjlok. Upaya yang dilakukan oleh Noguchi untuk mempertahankan teorinya berakhir dengan tragis, ketika ia melakukan eksperimen pada diri sendiri yang berujung pada kematiannya pada tahun 1928. Kematian Noguchi menunjukkan bahwa kebenaran akhirnya bisa menang.

Namun, benang merah antara bantahan Mochtar dan kematiannya dalam penjara menunjukkan bahwa Jepang tidak hanya sekadar menargetkan seorang ilmuwan, tetapi juga memerangi kebenaran ilmiah yang dianggap mengancam. Keterlibatan Mochtar dalam mematahkan klaim Noguchi menjadi salah satu alasan utama mengapa ia menjadi target.

Menurut Sangkot Marzuki dan Kevin Baird, pemerintah Jepang bahkan menyita salinan disertasi Mochtar sebagai bentuk upaya untuk menghapus jejak kebenarannya. Ini menunjukkan betapa mereka merasa terancam oleh pengakuan publik atas kebenaran yang dibawa oleh Mochtar.

Warisan dan Penghormatan yang Tak Kunjung Datang untuk Achmad Mochtar

Meski kini nama Noguchi Hideyo masih diakui dan dihormati di Jepang, dengan wajahnya terpampang di mata uang 1.000 Yen, nasib Achmad Mochtar agak berbeda. Namanya cenderung terlupakan di tanah airnya sendiri meskipun pengorbanannya sangat besar untuk dunia ilmu pengetahuan.

Penghormatan seharusnya diberikan kepada semua ilmuwan yang berani melawan ketidakadilan dan menegakkan kebenaran, termasuk Mochtar. Sementara itu, pengakuan atas perjuangan dan kematian Mochtar masih menjadi perkara yang perlu dicermati oleh generasi selanjutnya.

Dengan warisan yang ditinggalkan, seharusnya masyarakat menyadari pentingnya menjaga ingatan tentang mereka yang berjuang demi kebenaran, bahkan bila harganya adalah nyawa. Kisah Achmad Mochtar seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa berpegang pada integritas dan kejujuran di setiap langkah perjuangan kita.

Tags: AncolDipenggalIlmuwanIndonesiaJepangPenelitiPermalukanTewasUsai

Related Posts

Tidak Ada Pilihan untuk Kegagalan
Properti

Tidak Ada Pilihan untuk Kegagalan

August 22, 2025
Semarak Festival Keuangan LPS Medan, Tenant Makanan Ramai Diterpa Pengunjung
Properti

Semarak Festival Keuangan LPS Medan, Tenant Makanan Ramai Diterpa Pengunjung

August 21, 2025
10 Negara Pertama yang Langsung Akui RI Merdeka Setelah Palestina dan Vatikan
Properti

10 Negara Pertama yang Langsung Akui RI Merdeka Setelah Palestina dan Vatikan

August 21, 2025
Teror Serangan Nyamuk Ganas, 3000 Orang Meninggal dan Kota Menjadi Kuburan
Properti

Teror Serangan Nyamuk Ganas, 3000 Orang Meninggal dan Kota Menjadi Kuburan

August 20, 2025
Pensiunan Kepala Sekolah Membuka Cafe dari Manfaat Pensiun
Properti

Pensiunan Kepala Sekolah Membuka Cafe dari Manfaat Pensiun

August 20, 2025
Belanda Khawatir Terancam Bangkrut Akibat Kebijakan Presiden RI
Properti

Belanda Khawatir Terancam Bangkrut Akibat Kebijakan Presiden RI

August 19, 2025
Next Post
Hypercar Hybrid Lamborghini Fenomeno dengan Kecepatan Maksimal 350 Km/Jam

Hypercar Hybrid Lamborghini Fenomeno dengan Kecepatan Maksimal 350 Km/Jam

POPULAR NEWS

2,1 Miliar Orang di Dunia Terancam Presbiopia, Apa Itu Kondisi Ini?

2,1 Miliar Orang di Dunia Terancam Presbiopia, Apa Itu Kondisi Ini?

August 8, 2025
Nubia Hadirkan Smartphone Gaming RedMagic Kembali di Indonesia

Nubia Hadirkan Smartphone Gaming RedMagic Kembali di Indonesia

August 22, 2025
Komisi VII Bahas Kerugian Negara Rp 300 T dari Tambang Ilegal

Komisi VII Bahas Kerugian Negara Rp 300 T dari Tambang Ilegal

August 15, 2025
Dukungan Program Ketahanan Pangan melalui Inovasi Limbah oleh Pertamina

Dukungan Program Ketahanan Pangan melalui Inovasi Limbah oleh Pertamina

August 13, 2025
BUMN Danantara Didorong Adopsi AI, Manusia Berpotensi Digantikan

BUMN Danantara Didorong Adopsi AI, Manusia Berpotensi Digantikan

August 15, 2025

Berita Terkini

Update Transfer Jadon Sancho, Antony, dan Alejandro Garnacho: Siapa Terlebih Dahulu Tinggalkan MU?

Update Transfer Jadon Sancho, Antony, dan Alejandro Garnacho: Siapa Terlebih Dahulu Tinggalkan MU?

August 5, 2025
Air Hangat Bantu Kembali Nafsu Makan dan Meredakan Flu

Air Hangat Bantu Kembali Nafsu Makan dan Meredakan Flu

August 18, 2025
Sekolah Rakyat di UNESA Sebagai Bukti Pemberantasan Kemiskinan Melalui Pendidikan

Sekolah Rakyat di UNESA Sebagai Bukti Pemberantasan Kemiskinan Melalui Pendidikan

August 16, 2025
Kiprah Ara Grace: Dari Penyanyi Disney Asia Chilla Kiana Menjadi CEO Grup Advertising

Kiprah Ara Grace: Dari Penyanyi Disney Asia Chilla Kiana Menjadi CEO Grup Advertising

August 17, 2025

Network

Beritariau
BitcoinNews
simplenews
rs-medikabsd
upload
ibnusutowohospital
ademsari
dermaluz
jiexpo
donghan
icconsultant
metroindo
bentogroup
gatranews
kacapatri
gemilangsukses
siomom
situskita
masyumi
dapurdia
baginasipagi
bacaajadulu
sukagaming
sobatsandi
ragaminspirasi
salamdokter
buser
morindonews
wordpres
sigarmas
infotekno
metroproperti
siarandigital
corinedefarme
rhinocorp
cloudmedia
amornews
newsbreak
csms
newszonamerah
dutacendana
mediahub
ihsg
diksinews
publikita
hostija
suarakita
warga
pyramedia
eratv
analisanews
ayonet
getkurs
senjupremium
ppob-btn
sekoja
kasmaranjokowi
sigmanews
suarapetirnews
getjobs
beritakarya
sekolahpenerbangan

Logo Siarandigital

Jl. Tanjung Duren Dalam No.18, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (11470)
+62812 6888 0169
[email protected]

Follow us

Categories

  • Berita
  • Bisnis
  • Bola
  • Entertainment
  • Health
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Properti
  • Tekno
  • Travel

Recent Posts

  • Boneka Labubu Mini Akan Rilis Minggu Ini dan Dapat Digantung di HP
  • Tanggapan Bahlil Terkait Isu Tambang Ilegal yang Disinggung Prabowo
  • Cara Menjadwalkan Panggilan Video dan Telepon di Aplikasi Pesan
  • Perbandingan Menarik BMW M5 Generasi Baru dan Versi Sebelumnya

    Copyright © 2025 siarandigital.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. siarandigital.id.

    No Result
    View All Result

      Copyright © 2025 siarandigital.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. siarandigital.id.

      Welcome Back!

      Login to your account below

      Forgotten Password?

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In