Siapa sangka, seorang pria dari Blitar, Jawa Timur, mampu meraih posisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa melewati proses seleksi yang biasa dilakukan. Ia mendapatkan gaji bulanan meskipun tidak harus bekerja, semua itu berkat penemuan luar biasa ikan sakti yang mengubah hidupnya selamanya.
Pria tersebut bernama Moedjair, dan kisah mulai terajut pada tahun 1936, saat ia mengunjungi Laut Selatan Jawa. Di sanalah ia tanpa sengaja menemukan sekelompok ikan dengan bentuk yang aneh, sesuatu yang belum pernah ia lihat sepanjang hidupnya dan mengundang rasa ingin tahunya yang mendalam.
Moedjair kemudian membawa pulang lima ekor ikan yang belum dikenalnya dan memeliharanya di kolam air tawar miliknya. Sangat mengejutkan, ikan-ikan tersebut tidak hanya bertahan hidup di lingkungan baru mereka, tetapi juga berkembang biak dengan cepat, menciptakan keajaiban yang tidak terduga bagi sang penemu.
Kejadian Aneh yang Menciptakan Ketertarikan Warga Sekitar
Kehadiran ikan-ikan tersebut cepat menyebar di kalangan warga sekitar, membuat mereka terheran-heran. Berita penemuan ini bahkan sampai ke telinga pejabat Belanda bernama Schuster yang kemudian memberikan penjelasan tentang ikan yang ditemukan Moedjair.
Schuster menjelaskan bahwa ikan itu merupakan jenis Tilapia mossambica, spesies asal Afrika yang tidak diketahui cara kedatangannya ke perairan Indonesia. Hal ini semakin menambah misteri dan keajaiban di balik ikan tersebut, membuat banyak orang tertarik untuk melakukan budidaya.
Kehadiran ikan mujair, yang diambil dari nama Moedjair, menyebar dengan cepat, dan masyarakat mulai menaruh ikan ini di berbagai tempat seperti kolam, tambak, dan akuarium. Ikan ini tidak hanya bisa bertahan hidup, tetapi juga tumbuh dan berkembang dengan baik di setiap lingkungan yang mereka masuki.
Dukungan Pemerintah dan Popularitas Ikan Mujair
Atas jasanya dalam menemukan ikan mujair, Moedjair mendapatkan hadiah bulanan dari pemerintah Belanda sebesar Rp 6. Ia juga diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil tanpa harus menjalani seleksi yang biasa dilakukan. Kondisi ini sungguh tidak lazim dan menunjukkan penghargaan pemerintah terhadap penemuan besarnya.
Ketika pendudukan Jepang tiba, militer Jepang turut berkontribusi dalam penyebaran ikan mujair ke daerah-daerah lain, memperluas dampak penemuan Moedjair. Penemuan ini menjadi titik awal bagi budidaya ikan yang cepat berkembang di Indonesia, memberikan harapan baru bagi masyarakat di masa-masa sulit.
Di saat-saat setelah perang dan memasuki era kemerdekaan, ikan mujair semakin populer di kalangan masyarakat. Terutama saat banyak budidaya udang dan bandeng yang mengalami kerusakan akibat perang, ikan mujair menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mendongkrak perekonomian lokal.
Penghargaan Internasional dan Keberlanjutan Warisan Moedjair
Setelah menemukan ikan mujair, Moedjair tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga mendapat pengakuan di tingkat internasional. Ia menerima berbagai penghargaan dari lembaga-lembaga resmi, termasuk Kementerian Pertanian, atas kontribusinya terhadap dunia perikanan.
Dalam literatur internasional, termasuk dalam buku yang memuat kajian tentang ikan tilapia, dijelaskan bahwa ikan ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Eropa, dan Amerika. Warisan penemuan Moedjair terus hidup dan berpengaruh hingga kini.
Moedjair meninggal dunia pada 7 September 1957, namun pengaruh dan warisan yang ditinggalkannya tetap kuat. Ikan mujair yang dihasilkannya kini menjadi sumber makanan dan penghidupan bagi jutaan orang di seluruh dunia, menunjukkan bagaimana satu penemuan dapat mengubah kehidupan banyak orang.
















