Menteri Perdagangan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan nilai ekspor ke kawasan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) setelah penyelesaian perjanjian dagang. Rencana ini diharapkan dapat mengangkat potensi ekonomi Indonesia dan memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara anggota EAEU.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan keuntungan dari pasar yang luas di kawasan Eurasia. Saat ini, pembahasan teknis terkait perjanjian dagang tersebut telah memasuki tahap akhir, memberikan harapan untuk kemajuan yang signifikan.
“Pekan depan ada EAEU Summit, semoga semua berjalan lancar,” kata menteri yang optimis, menambahkan bahwa komunikasi yang baik di antara negara-negara terkait membantu proses ini. Penyelesaian perjanjian tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia ke EAEU secara signifikan.
Analisis Nilai Perdagangan Indonesia dengan EAEU
Menurut Menteri Perdagangan, saat ini nilai perdagangan Indonesia dengan EAEU belum mencerminkan potensi sebenarnya. Sekalipun total ekspor baru mencapai sekitar US$4,1 miliar, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memperluas pangsa pasar di kawasan tersebut.
Ia menegaskan bahwa meskipun tarif dalam kerja sama EAEU tidak sepenuhnya nol, penurunan tarif yang dilakukan secara bertahap akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Hal ini penting untuk memastikan Indonesia tetap kompetitif di pasar Eurasia, yang saat ini sedang berkembang pesat.
Budi juga menyebutkan bahwa Indonesia selama ini mengimpor berbagai barang modal dari negara-negara EAEU. Di antara produk yang diimpor adalah gandum dan pupuk, yang memberikan gambaran mengenai hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara anggota EAEU.
Peluang Komoditas Indonesia di Pasar Eurasia
Komoditas yang berpotensi untuk tumbuh di pasar Eurasia mencakup minyak kelapa sawit mentah dan tekstil. Menurut Menteri Perdagangan, sektor-sektor ini menunjukkan prospek yang sangat cerah dan harus dimaksimalkan dalam perjanjian dagang yang baru.
“Pasar kita di sana cukup besar, dan kita juga mengimpor barang-barang modal,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kebutuhan akan sektor pertanian seperti gandum dan pupuk menjadi peluang penting bagi Indonesia untuk memperkuat ekspor ke EAEU.
Dengan berkembangnya industri tekstil, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan potensi pasar yang besar di negara-negara Eurasia. Oleh karena itu, perjanjian dagang ini menjadi langkah strategis untuk mengaitkan produk lokal dengan pasar internasional.
Langkah Menuju Kesepakatan Perdagangan Bebas yang Lebih Luas
Menteri Perdagangan juga mengonfirmasi bahwa Indonesia siap menandatangani Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia. Penandatanganan ini diharapkan berlangsung dalam waktu dekat dan menjadi momentum penting bagi kedua belah pihak.
Pemerintah masih menyelaraskan waktu penandatanganan, dengan target mencapai kesepakatan yang paling cepat pada pertengahan Desember mendatang. Kegiatan ini akan dilaksanakan di EAEU Summit di St. Petersburg, Rusia, yang menjadi ajang bagi negara anggota untuk menunjukkan komitmennya.
Seluruh negara anggota EAEU kini tengah menuntaskan prosedur internal terkait hal ini. Rencana penandatanganan kesepakatan perdagangan tentunya akan dilakukan di tingkat menteri perdagangan dan disaksikan oleh para kepala negara, menegaskan pentingnya kerjasama ini.
















