Dalam dunia musik elektronik Indonesia, Whisnu Santika telah menetapkan dirinya sebagai salah satu DJ dan produser yang berinovasi dengan mengadopsi teknik interpolasi. Karya-karyanya seperti “Sahara,” “Mambo Jambo,” dan “Yummy” menunjukkan bagaimana elemen yang diadaptasi dapat memberi nuansa baru tanpa memudarkan makna asli dari lagu-lagu tersebut.
Di tengah popularitasnya, single terbarunya berjudul “Yalla Habibi” menjadi topik perbincangan hangat. Lagu ini direspons dengan pro dan kontra, terutama karena dinilai memiliki kemiripan dengan lagu “Iag Bari Yababa” dari beberapa artis internasional, menimbulkan spekulasi soal keaslian dan inovasi dalam karyanya.
Whisnu Santika bersikap terbuka terhadap kritik dan klarifikasi yang muncul. Dengan tegas, ia mengaku memiliki proses kreatif yang bertanggung jawab yang dirasakannya perlu dijelaskan kepada publik.
Proses Kreatif Whisnu Santika dan Teknik Interpolasi dalam Musik
Whisnu Santika telah dikenal luas karena kemampuannya memadukan berbagai elemen musik. Teknik interpolasi yang digunakannya tidak sekadar mengambil, tetapi lebih kepada pengolahan yang menciptakan harmoni baru yang unik.
Melalui lagu-lagunya, ia berusaha menghormati karya aslinya sambil tetap memberikan ciri khas yang kuat. Hal ini menjadi bagian dari identitasnya sebagai musisi yang mengusung konsep Indobounce.
Selain itu, teknik interpolasi yang dilakukannya mencerminkan budaya musik global yang semakin mengalir bebas. Ini memberi kesempatan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi pendengar untuk menikmati berbagai aspek dari musik dunia.
Kontroversi “Yalla Habibi” dan Komunikasi dengan Fanfare Ciocărlia
Kontroversi yang melibatkan lagu “Yalla Habibi” menunjukkan tantangan yang dihadapi banyak musisi saat ini. Ketika lagu baru dirilis, perbandingan dengan karya lain sering kali mengemuka, terkadang menimbulkan kekecewaan atau kemarahan di kalangan penggemar dan pencipta asli.
Menanggapi masalah ini, tim manajemen Whisnu Santika telah mengambil langkah proaktif. Mereka melakukan komunikasi dengan Fanfare Ciocărlia melalui Piranha Records untuk memastikan semua legalitas hak cipta berjalan dengan baik.
Tindakan yang dilakukan ini bukan hanya untuk menjaga nama baik, tetapi juga untuk menciptakan transparansi dalam industri musik. Whisnu Santika berharap bahwa dengan pendekatan ini, dia dapat mengingatkan orang bahwa musik adalah tentang kolaborasi dan perayaan.
Penghargaan terhadap Berbagai Genre Musik Melalui Interpolasi
Melalui karya-karyanya, Whisnu menghasilkan jembatan antara musik tradisional dan modern. Ia percaya bahwa setiap genre musik memiliki kekayaan tersendiri yang layak untuk dieksplorasi lebih dalam.
Dengan menggunakan teknik interpolasi, ia menjadikan lagu-lagu yang terdengar berbeda lebih bernyawa dan relevan. Hal ini mengundang lebih banyak pendengar dari berbagai latar belakang untuk menikmati karyanya.
Pada akhirnya, Whisnu Santika berperan sebagai penghubung yang membawa musik dari berbagai belahan dunia ke telinga pendengar Indonesia. Ini menjadi bagian dari visinya untuk merayakan kekayaan budaya global melalui sentuhan lokal yang khas.