Candi Plaosan Lor di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, merupakan situs purbakala yang penuh dengan nilai sejarah dan kebudayaan. Baru-baru ini, upaya pemugaran Candi Perwara Deret II No. 19 sudah selesai, yang berpotensi meningkatkan daya tarik dan pengalaman bagi para pengunjung.
Pengembangan kawasan ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman para wisatawan yang datang, terutama mereka yang tertarik dengan sejarah dan arsitektur candi. Dengan berbagai peningkatan yang dilakukan, diharapkan dapat menarik lebih banyak perhatian masyarakat dan wisatawan lokal maupun internasional.
Proyek pemugaran Candi Perwara Deret II No. 19 menandai langkah penting dalam pelestarian warisan budaya Indonesia. Proses pemugaran yang melibatkan banyak ahli harus dilakukan dengan cermat agar tidak merusak nilai sejarah dari candi tersebut.
Candi Perwara Deret II No. 19 dan Pentingnya Pemugaran Kembali
Candi Perwara Deret II No. 19 dikenal akan ukuran dan arsitektur yang unik. Pemugaran ini dilakukan dengan melibatkan 32 tenaga ahli, termasuk arkeolog dan konservator, yang memiliki keterampilan khusus.
Selama proses pemugaran, semua aspek ditangani dengan teliti untuk memastikan bahwa hasil akhir dapat preservasi keaslian bangunan. Selain itu, keterlibatan tenaga lokal juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pemugaran satu perwara ini diperkirakan selama 11 bulan. Proyek ini berlangsung dari tahun 2024 hingga 2025, menunjukkan komitmen dalam menjaga warisan budaya Indonesia.
Manfaat Pengembangan Kawasan Candi Plaosan Lor bagi Masyarakat
Pengembangan kawasan Candi Plaosan Lor juga berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat sekitar. Melalui proyek ini, masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya.
Restu Gunawan, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, menekankan bahwa pemugaran ini bukan hanya menjaga bangunan fisik. Lebih dari itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat lokal agar turut menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka.
Dengan adanya keterlibatan masyarakat, mereka juga bisa merasakan manfaat ekonomi dari perkembangan sumber daya pariwisata. Tentunya, hal ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar Candi Plaosan Lor.
Pernyataan Menteri Kebudayaan tentang Pemugaran Candi
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, memberikan respon positif terhadap hasil pemugaran tersebut. Ia menegaskan pentingnya menggabungkan penataan fisik dengan pemulihan pengalaman budaya bagi pengunjung.
Dalam pernyataannya, ia menyebutkan bahwa penataan lanskap akan dimulai dari pintu masuk dan area parkir. Penataan ini diharapkan tidak hanya memberikan kesan pertama yang baik, tetapi juga mendidik pengunjung tentang nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Dengan penataan yang baik, pengalaman pengunjung di Candi Plaosan Lor diharapkan menjadi lebih lengkap. Setiap orang yang datang tidak hanya melihat bangunan, tetapi juga mengerti bagaimana cara hidup yang membangun candi ini.
















