Setelah berbagai perdebatan dan kebijakan yang berlangsung cukup lama, Gedung Putih akhirnya memberikan penjelasan mengenai kesepakatan pengalihan operasi aplikasi TikTok di Amerika Serikat. Rincian tersebut mengungkapkan bahwa algoritma aplikasi akan dioperasikan langsung di AS dan diawasi oleh perusahaan teknologi lokal yang terkemuka.
Pejabat senior Gedung Putih mengungkapkan, dalam pembicaraan dengan media, bahwa jika kesepakatan ini berjalan sesuai rencana, pengendalian operasional TikTok termasuk algoritma yang menyokong rekomendasi konten akan berada di tangan konsorsium Amerika. Ini menjadi langkah strategis bagi pemerintah untuk memastikan keamanan nasional yang lebih baik.
Keamanan dan Pengawasan Algoritma TikTok di AS
Aplikasi TikTok telah menjadi fenomena global, namun keberadaannya di AS menuai kekhawatiran di kalangan pejabat. Algoritma rekomendasi kontennya dianggap dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan yang merugikan, seperti menyebarkan informasi yang tidak akurat atau memicu ketidakpuasan publik.
Dalam kerangka kesepakatan ini, kontrol algoritma TikTok di AS akan dipegang oleh investor yang mayoritas berasal dari negara tersebut. Dengan adanya pengawasan dari perusahaan teknologi lokal, diharapkan tingkat kepercayaan pengguna dapat meningkat dan masalah keamanan dapat ditangani secara lebih efektif.
Pemerintah AS sebelumnya mengkhawatirkan bahwa perusahaan induk TikTok, yang berbasis di China, berpotensi memanipulasi sistem rekomendasi demi kepentingan politik. Oleh karena itu, pengalihan kendali algoritma ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kekhawatiran tersebut.
Struktur dan Kepemilikan Konsorsium TikTok di AS
Konsorsium yang akan mengelola algoritma TikTok di AS terdiri dari investasi mayoritas yang berasal dari negara tersebut. Dewan direksi konsorsium ini juga akan didominasi oleh warga negara AS, sehingga memberi jaminan bahwa keputusan yang diambil akan lebih responsif terhadap kepentingan domestik.
Dalam kesepakatan ini, ByteDance, sebagai perusahaan asal TikTok, akan menyerahkan salinan algoritma yang ada. Algoritma tersebut akan ditinjau dan dilatih ulang dengan menggunakan data pengguna yang berbasis di AS, untuk menyesuaikan dengan kebiasaan dan preferensi lokal.
Salah satu perusahaan yang diharapkan terlibat di dalam konsorsium adalah Oracle, yang dikenal sebagai penyedia solusi teknologi informasi. Dengan pengalaman dan sumber daya yang dimiliki, Oracle akan memastikan bahwa algoritma yang dioperasikan tetap transparan dan akuntabel.
Proses Legal dan Penantian Persetujuan Regulator
Saat ini, proses legal yang terkait dengan kesepakatan ini masih dalam tahap penantian untuk mendapatkan persetujuan resmi dari pihak regulator di China. Meskipun begitu, ada optimisme yang tinggi dari Gedung Putih bahwa kesepakatan ini akan terlaksana dalam waktu dekat.
Berdasarkan informasi yang beredar, pejabat Gedung Putih menyatakan keyakinannya bahwa dokumen finalisasi akan segera ditandatangani. Jika semua berjalan lancar, kesepakatan ini akan menjadi langkah signifikan dalam upaya AS untuk mempertahankan kendali atas platform yang semakin populer ini.
Walaupun ByteDance dikabarkan akan mempertahankan kurang dari 20 persen kepemilikan di TikTok di AS, proses divestasi ini menjadi penting untuk menegaskan bahwa kontrol atas aplikasi telah pindah ke tangan lokal. Keputusan ini diharapkan mampu meredakan ketegangan yang berkaitan dengan isu keamanan siber dan privasi data pengguna.