Senada dengan sang adik, pacar Ammar Zoni, dokter Kamelia menyoroti banyaknya keterbatasan komunikasi yang dirasakan terdakwa selama menjalani sidang secara daring. Interaksi melalui online membuat Ammar Zoni sulit mengekspresikan pembelaan secara maksimal.
“Sebenarnya enggak apa-apa, kita memang ingin pas sidang ini saja biar Bang Ammar tuh bersuaranya lebih enak. Kalau di sana (online) kayak enggak bebas, online enggak bisa membela dirinya secara benar-benar secara leluasa,” urai Kamelia.
Ammar Zoni, yang sebelumnya terkenal di industri hiburan, kini tengah menghadapi tantangan besar. Proses hukum yang dijalaninya telah menciptakan tekanan mental bagi dirinya dan keluarganya.
Pada situasi seperti ini, komunikasi yang efektif sangat penting. Kamelia menekankan bahwa pengalaman pribadi Ammar dalam menghadapi sidang daring menjadi salah satu fokus perhatian keluarganya.
Menghadapi Pertentangan Hukum Melalui Teknologi
Pergantian dari sidang tatap muka ke format daring membawa banyak perubahan. Banyak terdakwa, seperti Ammar Zoni, merasa kurang nyaman dengan cara ini dan berpendapat bahwa mereka tidak dapat memberikan pembelaan yang kuat.
Dalam konteks hukum, kehadiran fisik dalam sidang sering kali memberikan keuntungan psikologis. Terdakwa dapat menghadapi hukum dengan lebih percaya diri jika berada dalam ruang sidang yang langsung.
Di sisi lain, sidang daring dikenal lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Namun, aspek emosional dan interaksi sosial sangat berkurang saat bertransaksi melalui layar komputer.
Pentingnya Pembelaan yang Nyata dalam Sidang
Ammar Zoni bukanlah kasus pertama yang menunjukkan tantangan ini. Banyak terdakwa lainnya juga merasakan hal serupa saat berjuang untuk mempertahankan hak mereka.
Dalam hukum, kemampuan untuk membela diri secara efektif sangat penting. Pembelaan yang tidak maksimal dapat berakibat serius, dan ini sangat diakui oleh banyak ahli hukum.
Ketidaknyamanan dalam sidang daring juga dapat menambah beban psikologis yang dialami terdakwa. Oleh karena itu, transisi kembali ke format tatap muka mungkin lebih diinginkan oleh banyak pihak.
Tanggapan Masyarakat Terhadap Format Sidang Daring
Keputusan untuk melanjutkan sidang daring atau kembali ke tatap muka sering kali menjadi perdebatan. Masyarakat memiliki pandangan berbeda tentang efektivitas masing-masing format.
Beberapa orang berpendapat bahwa sidang daring membuat proses lebih transparan dan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Dengan demikian, pengawasan publik dapat lebih mudah dilakukan.
Namun, tidak sedikit pula yang merasa bahwa kehadiran fisik tetap menjadi elemen penting dalam sistem peradilan. Perdebatan ini semakin kompleks dengan berbagai aspek yang harus dipertimbangkan.















