Di tengah arus modernisasi yang semakin berkembang pesat, pelestarian budaya menjadi sangat penting. Kegiatan yang dilakukan oleh Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) di Kampung Lembur Sawah, Bogor, memberikan angin segar bagi permainan tradisional yang mulai tergerus oleh teknologi.
Dengan mengusung tema “Kampung Main: Edukasi Pelestarian Permainan Tradisional,” program ini bukan hanya bertujuan mengajak masyarakat berinteraksi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam permainan tersebut. Kerja sama antara dosen dan mahasiswa pun menjadikan pengabdian masyarakat ini lebih kaya akan pengalaman.
Kegiatan ini dilaksanakan sepanjang semester gasal 2025/2026 dan direncanakan untuk menyemarakkan kembali permainan tradisional sebagai identitas budaya lokal. Di dalamnya terdapat berbagai kegiatan menarik yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Pentingnya Pelestarian Permainan Tradisional dalam Masyarakat
Permainan tradisional adalah bagian dari kekayaan budaya yang perlu dilestarikan agar tidak punah. Generasi muda saat ini lebih banyak terpapar teknologi, sehingga interaksi langsung menjadi berkurang.
Melalui program ini, diharapkan masyarakat dapat mengingat kembali nilai-nilai yang terdapat dalam permainan tradisional, seperti kerja sama dan empati. Dengan kembali bermain, anak-anak akan belajar berinteraksi dengan teman-temannya dalam suasana yang menyenangkan.
Pelajaran yang didapat dari permainan tradisional sangat berharga untuk pengembangan karakter anak. Aktivitas ini juga mendukung pembentukan ikatan antar generasi, di mana orang tua dapat berbagi pengalaman mereka kepada anak-anak.
Kegiatan yang Dilakukan untuk Menjadi Lebih Dekat dengan Budaya
Kegiatan dalam program ini sangat beragam. Salah satunya adalah workshop permainan tradisional yang mencakup berbagai jenis, seperti congklak, egrang, dan engklek. Di sini, anak-anak belajar langsung memainkan permainan sekaligus memahami sejarahnya.
Tidak hanya permainan, pelatihan pembuatan alat permainan juga dilakukan, memungkinkan peserta untuk merakit alat sendiri menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak.
Untuk memperkuat interaksi, tim juga telah menyiapkan ruang bermain atau playground culture, yang berfungsi sebagai area interaksi sosial. Ruang ini diharapkan menjadi pusat berkumpulnya masyarakat, di mana mereka dapat bermain dan belajar bersama.
Peran Kader Desa dalam Keberlanjutan Program Budaya
Kader desa memiliki peran penting dalam memastikan keberlanjutan program ini. Melalui pelatihan komunikasi publik, mereka dilatih untuk menangani dokumentasi media dan branding lokal yang lebih efektif.
Dengan keterlibatan kader, masyarakat memiliki kemampuan untuk memasarkan kegiatan mereka dan berkolaborasi dengan lebih baik. Ini menjadi salah satu langkah strategis dalam membangun komunitas yang lebih kuat.
Antusiasme masyarakat terlihat nyata. Mereka ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Hal ini membuktikan bahwa minat terhadap permainan tradisional masih tinggi dan perlu difasilitasi lebih lanjut.
Hasil dari Program dan Harapan untuk Masa Depan
Program “Kampung Main” diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam usaha melestarikan budaya lokal. Keberhasilan kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya untuk melakukan hal serupa.
Perwakilan masyarakat Kampung Lembur Sawah, Ibu Riri, menjelaskan perubahan positif yang terjadi setelah program ini berjalan. Anak-anak yang awalnya tidak berinteraksi kini kembali berkumpul untuk bermain dan berlari, menciptakan suasana yang ramai dan ceria.
Kesadaran seperti ini penting dalam membangun lingkungan yang sehat dan harmonis. Dengan pelestarian permainan tradisional, diharapkan interaksi sosial dan nilai-nilai budaya tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari.
















