Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan kunjungan kenegaraan yang penting ke Mesir pada 14 Oktober 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh, di mana berbagai isu terkait perjanjian perdamaian dan penghentian konflik di Gaza dibahas dengan serius.
Ini bukanlah pertama kalinya seorang Presiden Indonesia melakukan perjalanan ke Mesir dengan tujuan mulia. Sebelumnya, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, juga pernah berkunjung ke Mesir dan menghadirkan dampak yang luar biasa bagi hubungan kedua negara ini.
Pada 20 Juli 1955, Soekarno melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Mesir atas undangan Perdana Menteri Mesir, Gamal Abdel Nasser. Tujuan kunjungan ini adalah untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Mesir, serta meningkatkan solidaritas di antara negara-negara Asia-Afrika setelah berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada bulan April sebelumnya.
Kunjungan Sejarah yang Mengubah Dinamika Diplomasi
Ketika Soekarno tiba di Mesir, sambutan yang diterimanya sangat luar biasa. Pesawat kepresidenan Indonesia secara khusus dijemput oleh skuadron jet tempur Angkatan Udara Mesir dan mendapatkan pengawalan ketat hingga tiba di Bandara Internasional Kairo. Setibanya di Kairo, Soekarno disambut langsung oleh PM Nasser dan diadakan upacara kenegaraan yang meriah.
Dalam momen yang bersejarah itu, Soekarno mengenakan seragam militer dan melakukan pemeriksaan barisan kehormatan. Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun berkumandang, menandakan martabat tinggi yang diberikan kepada pemimpin Indonesia tersebut selama kunjungannya.
Setelah resmi disambut, Nasser mengajak Soekarno untuk menaiki mobil terbuka menuju istana. Di sepanjang jalan, ribuan warga Mesir berbaris dengan antusias, menyambut kedatangan Presiden Indonesia. Mereka membawa foto Soekarno, mengibarkan bendera merah-putih, dan meneriakkan yel-yel menyemangati presiden itu.
Dampak dan Pengaruh Presiden Soekarno di Mesir
Sambutan luar biasa ini tidak terlepas dari ketokohan Soekarno sebagai pemimpin yang memperjuangkan perdamaian. Selain itu, selama kunjungan tersebut, Soekarno menerima penghargaan tertinggi dari pemerintah Mesir, “Grand Cordon of the Nile”. Penghargaan ini menunjukkan betapa besar penghormatan yang diberikan kepada sosok Soekarno dalam konteks hubungan bilateral.
Pentingnya kunjungan ini juga terlihat ketika Soekarno dan Nasser berkesempatan mengunjungi Piramida Giza bersama-sama. Pertemuan ini menjadi simbol penguatan solidaritas dalam melawan berbagai bentuk penjajahan yang ada waktu itu.
Rakyat Mesir menganggap Soekarno sebagai simbol perjuangan melawan kolonialisme, dan sering kali mengaitkan kebangkitannya dengan semangat anti-imperialisme yang kini diusungnya. Dalam situasi global yang dipenuhi kebangkitan kekuatan Barat, suara Soekarno seakan mewakili harapan rakyat Mesir akan adanya keadilan sosial dan kebebasan dari penindasan.
Membangun Solidaritas Antara Indonesia dan Mesir
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pengakuan Mesir terhadap kedaulatan Republik Indonesia, yang menjadi salah satu negara pertama, menunjukkan betapa pentingnya hubungan ini. Tak hanya itu, dukungan politik Indonesia terhadap Mesir juga terlihat jelas, terutama ketika Israel menyerang Mesir pada tahun 1956.
Soekarno dengan tegas menyatakan solidaritas dan dukungan untuk Mesir dalam menghadapi agresi tersebut. Pidato yang disampaikan memberikan semangat pada rakyat Mesir serta memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Di banyak media Mesir, Soekarno diakui sebagai figur yang mampu menyatukan berbagai perbedaan budaya dan nilai-nilai. Kualitas kepemimpinannya yang didasari oleh visi untuk mengusir penjajahan telah menciptakan rasa hormat dan kekaguman dalam pandangan masyarakat Mesir terhadapnya.
Pewarisan Nama dan Kenangan Sejarah di Mesir
Hingga saat ini, jejak yang ditinggalkan Soekarno di Mesir masih terasa dengan adanya penamaan jalan atas namanya di Kairo, yaitu Jalan Ahmed Sukarno. Ini menunjukkan tidak hanya rasa hormat, tetapi juga pengakuan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan.
Perjalanan sejarah ini memiliki peran yang signifikan dalam membentuk sejarah diplomasi antara Indonesia dan Mesir. Dalam perspektif yang lebih luas, hubungan ini menggambarkan bagaimana solidaritas antar negara merdeka dapat dibangun melalui komitmen bersama untuk melawan bentuk-bentuk penindasan.
Melihat kembali momen-momen bersejarah tersebut, kita dapat merefleksikan pentingnya kerja sama internasional dan upaya bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Warisan dari Soekarno dan hubungan erat antara Indonesia dan Mesir akan selamanya dikenang sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah kedua bangsa.