Kesadaran masyarakat Indonesia untuk hidup sehat terus mengalami peningkatan, terutama setelah pandemi COVID-19. Di tengah perubahan ini, banyak orang mulai lebih memperhatikan pola makan, berolahraga secara rutin, dan berusaha menjaga kesehatan mental melalui praktik seperti yoga dan meditasi.
Salah satu tren yang semakin populer adalah konsumsi suplemen kesehatan, yang kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil survei terbaru yang menunjukkan minat serta keinginan masyarakat untuk mengonsumsi produk kesehatan ini.
Sebuah survei mengenai konsumsi suplemen yang dilakukan baru-baru ini melaporkan bahwa 88 persen orang di Indonesia telah mengintegrasikan suplemen kesehatan dalam rutinitas harian mereka. Ini menunjukkan bahwa suplemen telah menjadi bagian penting dalam sejumlah besar gaya hidup sehari-hari.
Tren Konsumsi Suplemen Kesehatan di Indonesia
Peningkatan konsumsi suplemen kesehatan mencerminkan perubahan positif dalam gaya hidup masyarakat. Suplemen kesehatan tidak hanya dianggap sebagai tambahan nutrisi, tetapi juga sebagai langkah pencegahan terhadap berbagai penyakit.
Di sisi lain, hanya 69 persen responden yang merasa percaya diri dalam memilih suplemen yang aman dan tepat bagi kesehatan mereka. Hal ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan edukasi dan informasi yang jelas mengenai produk-produk yang ada di pasaran.
“Memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya kesehatan adalah langkah awal yang baik, namun pemilihan suplemen yang tepat juga tak kalah penting,” ujar seorang ahli kesehatan dalam rilis persnya. Ini menegaskan bahwa edukasi mengenai pemilihan suplemen harus menjadi prioritas.
Persepsi dan Pengetahuan masyarakat tentang Suplemen
Hasil survei juga mengungkapkan bahwa 92 persen masyarakat mengekspresikan pentingnya pencegahan agar dapat terhindar dari penyakit. Ini mencakup pilihan untuk mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan mengambil suplemen kesehatan.
Namun, masih ada sejumlah kekhawatiran mengenai risiko konsumsi berlebihan dari suplemen, seperti vitamin C dan D. Lebih dari separuh responden menunjukkan ketidaktahuan mengenai efek samping yang mungkin terjadi akibat konsumsi yang tidak terkontrol.
“Hal ini mencerminkan masih banyaknya yang perlu ditingkatkan dalam hal pemahaman tentang keamanan dan manfaat suplemen,” tambah para peneliti. Persepsi yang keliru ini bisa berpotensi berbahaya jika tidak ditangani.
Dukungan dari Tenaga Kesehatan dan Sumber Informasi Yang Dipercaya
Terkait dengan sumber informasi mengenai suplemen, survei menemukan bahwa 67 persen responden mengandalkan tenaga kesehatan sebagai acuan utama. Keluarga dan teman menjadi sumber informasi berikutnya, diikuti oleh riset mandiri yang dilakukan masing-masing individu.
Meski tenaga kesehatan menjadi sumber terpercaya, banyak yang masih meragukan efektivitas dari informasi yang tidak disajikan oleh tenaga profesional. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang jelas dari para ahli kesehatan kepada masyarakat.
Di samping itu, keputusan untuk membeli suplemen biasanya dipengaruhi oleh rekomendasi dari tenaga kesehatan, keamanan dan efektivitas produk, serta sertifikasi kualitas. Ini menjadi perhatian saat memilih produk yang tepat.
Peran Kepercayaan Masyarakat Terhadap Merek Suplemen Kesehatan
Riset juga mengindikasikan bahwa kepercayaan terhadap merek suplemen memegang peranan penting dalam keputusan konsumen. Tercatat 98 persen responden menyatakan bahwa faktor ini sangat memengaruhi pilihan mereka.
Merek yang sudah terpercaya akan lebih mudah diingat dan dipilih oleh konsumen. Di sisi lain, meningkatnya minat masyarakat terhadap suplemen menimbulkan tantangan baru dalam bentuk beragam produk yang muncul di pasaran.
Oleh karena itu, transparansi dalam produksi dan informasi yang akurat menjadi sangat penting. Konsumen berhak mendapatkan informasi yang jujur dan jelas mengenai bahan-bahan yang terkandung dalam suplemen kesehatan.