Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan pada akhir pekan lalu, menandakan adanya ketidakpastian di pasar modal. Penurunan ini terlihat dari pengurangan sebesar 31,86 poin, yang setara dengan minus 0,40 persen, mencapai level 7.858. Kondisi ini cukup mengejutkan mengingat pergerakan indeks saham sebelumnya cukup stabil.
Selama periode perdagangan antara 18 hingga 22 Agustus 2025, investor melakukan transaksi dengan total nilai mencapai Rp16,02 triliun dan memperdagangkan sekitar 41,66 miliar saham. Meskipun krisis terjadi, volume transaksi harian meningkat, menandakan adanya aktivitas yang cukup tinggi di pasar meski indeks utama melemah.
Selama sepekan ini, IHSG menunjukkan tren negatif dan mencatat penurunan hingga 0,91 persen. Ini menandakan perlunya perhatian lebih dari para investor dalam mengawasi perkembangan yang ada di pasar saham.
Analisis Pergerakan IHSG Dalam Beberapa Hari Terakhir
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa selama pekan lalu, bursa memiliki performa yang bervariasi. Kapitalisasi pasar mengalami penyusutan sebesar 0,81 persen, dari Rp14.247 triliun menjadi Rp14.131 triliun. Observasi ini menunjukkan bahwa meskipun ada nilai transaksi yang meningkat, hal tersebut tidak cukup untuk mendongkrak indeks secara keseluruhan.
Rata-rata volume transaksi harian menunjukkan pertumbuhan yang positif, naik 10 persen dari 35,88 miliar menjadi 39,47 miliar lembar saham. Kontradiksi ini menjadi bukti bahwa terdapat ketertarikan dari investor meski dalam suasana yang tidak kondusif.
Namun, nilai transaksi harian tercatat mengalami penurunan signifikan sebanyak 15,95 persen dari Rp21,32 triliun menjadi Rp17,92 triliun. Fenomena ini pantas mendapatkan perhatian, karena bisa menciptakan dampak lebih lanjut terhadap iklim perdagangan di bursa.
Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Pasar Saham Saat Ini
Para analis memproyeksikan bahwa pergerakan indeks saham pada hari Senin mendatang akan bersifat mixed, dengan cenderung melemah. Diperkirakan, IHSG akan bergerak dalam rentang level support 7.785 dan resistance 7.967, mencerminkan ketidakpastian yang ada di pasar saat ini.
Dua faktor utama yang saat ini menjadi perhatian para pelaku pasar adalah kebijakan moneter dari The Fed dan proses rebalancing pada beberapa indeks global. The Fed yang masih bersikap dovish, mendorong pemangkasan suku bunga, menciptakan harapan namun juga ketidakpastian yang mengganggu stabilitas pasar.
Rebalancing pada indeks global, seperti MSCI dan FTSE, diperkirakan akan mempengaruhi likuiditas pasar saham. Oleh karena itu, banyak investor yang memilih untuk tetap waspada dan cermat dalam mengambil keputusan investasi.
Proyeksi Saham dan Rekomendasi dari Analis
Dalam analisis teknikal, beberapa saham diproyeksikan akan memiliki potensi yang baik untuk dibeli. Misalnya, saham Astra Otoparts (AUTO) dilihat memiliki prospek positif dengan prediksi bisa mencapai level 2.600. Sedangkan Adi Sarana Armada (ASSA) juga menunjukkan tanda-tanda penguatan dan diharapkan dapat melampaui level 1.050.
Namun, situasi saat ini mengharuskan para investor untuk tetap berhati-hati. IHSG diestimasi akan tetap sangat sensitif terhadap berbagai faktor, termasuk data ekonomi AS dan pengaruh pergerakan mata uang domestik terhadap dolar. Hal ini menciptakan volatilitas yang mungkin berlanjut dalam waktu dekat.
Analis juga merekomendasikan beberapa saham lainnya, seperti XL Axiata (EXCL) dan Trimegah Bangun Persada (NCKL), yang menunjukkan kinerja positif. Saham-saham ini diperkirakan dapat melonjak ke level yang lebih tinggi pada pekan ini, jika situasi pasar memperlihatkan perkembangan yang positif.