Peningkatan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendatangkan harapan baru dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Dengan dana mencapai Rp335 triliun, program ini diharapkan menjangkau lebih banyak orang dan mengatasi masalah gizi buruk yang masih ada di berbagai daerah.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa peningkatan anggaran tersebut didasarkan pada jumlah penerima manfaat yang juga akan meningkat. Tahun depan, sebanyak 82,9 juta orang akan menikmati makanan bergizi secara gratis dan berkelanjutan.
Menurut Dadan, program ini baru dimulai dengan 190 Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) dan 300 ribu penerima manfaat yang terus bertambah seiring waktu. Hingga akhir Juli, program ini telah melayani sekitar 7 juta orang, indikasi positif bahwa keinginan untuk menjaga kesehatan masyarakat semakin tinggi.
Pemanfaatan Anggaran untuk Meningkatkan Gizi Nasional
Pemerintah menargetkan agar 82,9 juta orang mendapatkan manfaat dari program ini selama tahun 2025. Namun, target tersebut mungkin tercapai paling cepat pada bulan November nanti. Dalam hal ini, fokus peningkatan gizi menjadi prioritas utama di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.
Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, program MBG tahun depan akan berlangsung secara penuh sekaligus sejak awal tahun. Dengan rencana dimulainya pada 1 Januari, pemerintah optimis bahwa semua penerima manfaat akan mendapatkan akses setara terhadap makanan bergizi.
Terkait dengan pertanyaan mengenai penambahan anggaran per porsi makanan, Dadan memastikan bahwa biaya tetap Rp10 ribu per porsi untuk setiap orang setiap hari. Penjelasan ini memberikan kejelasan mengenai bagaimana penggunaan anggaran tersebut akan berlangsung seiring dengan peningkatan jumlah penerima manfaat.
Dukungan Anggaran dari Pemerintah untuk Meningkatkan Program Gizi
Dalam pengumumannya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rencana kenaikan anggaran untuk program MBG dalam RAPBN 2026. Kenaikan tersebut mencakup pengalokasian anggaran sebesar Rp335 triliun, angka yang signifikan untuk mendukung pelaksanaan program gizi di seluruh negeri.
Pada APBN 2025, sebelumnya anggaran yang dialokasikan hanya Rp71 triliun. Dengan penambahan ini, pemerintah memiliki visi yang lebih luas untuk mencapai target 82,9 juta penerima manfaat yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi secara keseluruhan.
Prabowo juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas setiap porsi makanan yang diberikan kepada masyarakat agar bisa merasakan dampak nyata dari program ini. Hal ini penting, mengingat masalah gizi buruk masih menjadi isu yang perlu diatasi di banyak tempat.
Tantangan Dalam Implementasi Program Makan Bergizi Gratis
Walaupun anggaran sudah meningkat, tantangan tidak berhenti di situ. Sebanyak 82,9 juta orang yang ditargetkan memerlukan manajemen yang cermat agar program ini dapat berjalan efektif. Koordinasi antar pihak terkait menjadi kunci utama agar setiap penerima manfaat mendapatkan haknya dengan efisien.
Di samping itu, mitigasi masalah distribusi juga menjadi tantangan tersendiri. Seringkali, makanan yang disuplai tidak sampai ke tangan yang tepat, sehingga upaya peningkatan gizi menjadi sia-sia. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan tiap porsi makanan bergizi mencapai masyarakat yang membutuhkan.
Program ini juga menjadikan pemberdayaan masyarakat sebagai fokus penting. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pelaksanaan, diharapkan mereka dapat mendukung program ini dan menjadi (ehm) contoh yang baik untuk keluarga dan komunitas di sekitarnya.